Kredit Foto: Istimewa
Harga emas turun tajam pada perdagangan di Kamis (9/10). Hal ini terjadi seiring penguatan dolar dan aksi ambil untung investor setelah adanya kesepakatan gencatan senjata dari Israel dan Hamas di Gaza.
Dilansir dari Reuters, Jumat (10/10), Harga emas spot melemah 1,9% menjadi US$3.959,48 per ons, sementara emas berjangka turun 2,4% dan ditutup pada US$3.972,6. Logam mulia lainnya bergerak beragam, dengan perak stabil di US$48,93, platinum turun 2,4% menjadi US$1.622,25, dan palladium melemah 1,7% menjadi US$1.425,36.
Baca Juga: Kemenag Dorong Wakaf Jadi Gaya Hidup Masyarakat Menuju Indonesia Emas 2045
Indeks dolar naik mendekati level tertinggi dua bulan, membuat harga emas yang berdenominasi dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.
“Spekulan mengambil sebagian keuntungan karena gencatan senjata mulai berlaku, yang menurunkan ketegangan dalam kawasan dari Gaza,” kata Analis Logam Independen, Tai Wong.
Namun, Wong menilai tren jangka panjang emas tetap positif.
“Emas dan perak mungkin perlu konsolidasi lebih lanjut, tetapi faktor pendorong utama seperti diversifikasi cadangan devisa dan meningkatnya utang global masih valid dan mendukung prospek bullish,” ujarnya.
Sebelumnya, emas sempat mencetak rekor tertinggi akibat kombinasi ketegangan geopolitik, pembelian besar oleh bank sentral, ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan ketidakpastian ekonomi global.
Risalah Federal Reserve September menunjukkan para pejabat sepakat risiko terhadap pasar tenaga kerja meningkat, sehingga mendukung pemangkasan suku bunga 25 basis poin, meski inflasi masih menjadi perhatian utama.
Baca Juga: Livin’ Fest 2025, Panggung Emas UMKM untuk Tumbuh Bersama Bank Mandiri
Pasar kini memperkirakan peluang 95% untuk pemangkasan suku bunga lagi pada Oktober dan 80% pada Desember.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement