Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Saham PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) kembali mencuri perhatian di lantai bursa setelah mencatat lonjakan volume perdagangan dan kenaikan harga yang mencolok dalam sebulan terakhir. Berdasarkan data perdagangan, harga saham produsen kopi dan karet itu melonjak lebih dari 26% dalam satu bulan, dan jika dihitung sejak enam bulan terakhir, kenaikannya menembus 91%.
Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai pergerakan saham PSDN yang tidak biasa tersebut mengindikasikan adanya akumulasi oleh investor besar. “Pergerakan saham PSDN belakangan ini dilihat dari harga dan volume cenderung tidak biasa. Diperkirakan, ada aliran investor institusi yang sedang membangun posisi,” ujarnya, Kamis (16/10/2025).
Rencana penjualan aset perusahaan yang diumumkan sejak Juni 2025 turut memperkuat spekulasi pasar. PSDN berencana melepas tanah seluas 171.166 meter persegi berikut bangunan, mesin, dan alat produksi karet. Aksi korporasi tersebut berpotensi menghasilkan pendapatan lain-lain sebesar Rp79 miliar—setara 170% dari total ekuitas perusahaan. Langkah ini dinilai menjadi sinyal kuat restrukturisasi dan pembenahan fundamental bisnis perusahaan.
Baca Juga: UBS Group Jual Lagi 588,90 Juta Lembar Saham BUMI, Ini Tujuannya
Sejak berdiri pada 1984, PSDN dikenal memiliki basis ekspor kuat melalui fasilitas pengolahan kopi dan karet yang telah menembus pasar Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat. Dalam konteks makroekonomi, pelemahan nilai tukar rupiah justru menjadi katalis positif bagi kinerja keuangan PSDN karena pendapatannya dalam dolar AS meningkat ketika dikonversi ke rupiah.
Herditya menilai, kekuatan fundamental dan aset riil yang dimiliki membuat PSDN berpotensi menjadi incaran strategis investor baru. “Dengan gudang dan jaringan ekspor yang sudah mapan, PSDN bisa jadi tulang punggung siap pakai untuk ekspansi cepat di sektor komoditas global,” katanya.
Meski sempat mencatat rugi bersih Rp9,99 miliar pada semester I/2025, arus kas operasional PSDN tetap positif sebesar Rp2,68 miliar. Hal ini menunjukkan perusahaan masih mampu menjaga likuiditas di tengah tekanan industri.
Baca Juga: Aksi Berlanjut! Direktur Chandra Asri Borong Lagi 100.000 Lembar Saham TPIA
Secara valuasi, Herditya mencatat rasio price to book value (PBV) PSDN berada di kisaran 2,3 kali dengan kapitalisasi pasar di bawah Rp1 triliun. “Peluang re-rating sangat terbuka jika aksi korporasi benar-benar terealisasi. Kalau investor baru masuk, ini bisa jadi cerita turnaround. Dari emiten tidur jadi bintang baru,” ujarnya.
Dari sisi teknikal, pola bullish continuation mulai terbentuk di grafik harian PSDN. Deretan candle hijau dengan volume tinggi menunjukkan adanya akumulasi masif di area Rp120–130 per saham. Jika mampu menembus level Rp150, saham ini diproyeksikan melesat ke kisaran Rp180–200—level yang belum disentuh sejak 2019.
Dengan momentum perdagangan yang semakin panas dan spekulasi investor besar yang makin kuat, PSDN berpotensi menjadi salah satu saham komoditas paling diperhatikan di penghujung 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement