Kredit Foto: Unsplash/Kanchanara
Laos mempertimbangkan untuk menghentikan pasokan listrik bagi penambang mata uang kripto seperti bitcoin pada kuartal pertama 2026. Hal ini dilakukan seiring upaya pemerintah mengalihkan energi domestik ke sektor-sektor industri yang dinilai lebih berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Wakil Menteri Energi Chanthaboun Soukaloun mengatakan bahwa pemerintah kini ingin memprioritaskan pasokan listrik untuk pusat data kecerdasan buatan (AI), pemurnian logam, dan kendaraan listrik (EV).
Baca Juga: Ladang Penipuan, Australia Soroti Risiko Bitcoin ATM
Soukaloun mengatakan bahwa penambangan kripto sempat berkembang pesat dalam negaranya setelah kebijakan pelonggaran menarik banyak operator asing berkat biaya energi rendah dan sumber daya non-fosil. Namun, ia menegaskan bahwa sektor tersebut tidak memberikan nilai tambah yang signifikan bagi ekonomi nasional.
“Kripto tidak menciptakan nilai seperti halnya pasokan listrik untuk sektor industri atau komersial,” kata Soukaloun dilansir dari Reuters, Jumat (17/10).
“Industri ini menciptakan sedikit lapangan kerja dan tidak memiliki rantai pasok yang bermanfaat bagi ekonomi," tambahnya.
Menurutnya, konsumsi listrik penambang kripto kini telah turun menjadi sekitar 150 Megawatt. Padahal saat puncaknya, ia bisa mengkonsumsi hingga 500 Megawatt. Penurunan ini tidak terlepas dari langkah pemerintah mengurangi pasokan secara bertahap.
Laos semula berencana menghentikan pasokan tahun ini, namun keputusan itu ditunda karena peningkatan produksi listrik tenaga air akibat curah hujan tinggi, yang juga memungkinkan peningkatan ekspor energi ke Thailand dan Vietnam.
Baca Juga: Hanya 3% Warga Melek Kripto, Tokocrypto Dorong Edukasi Nasional
“Saya kira pada akhir kuartal pertama tahun depan, pasokan untuk penambangan kripto akan dihentikan sepenuhnya,” ujar Soukaloun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement