Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pandu Sjahrir Minta Likuiditas Ditingkatkan, Ini Respons BEI

Pandu Sjahrir Minta Likuiditas Ditingkatkan, Ini Respons BEI Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan optimisme terhadap peningkatan Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) pasar modal nasional hingga mencapai kisaran US$5–8 miliar per hari. 

Keyakinan ini disampaikan oleh Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, dalam acara Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025 di Jakarta, Jumat (17/10/2025).

“Ya tentu itu yang kita harapkan bersama,” ujar Jeffrey usai pembukaan CMSE 2025, dikutip Senin (20/10/2025).

Pernyataan tersebut menjadi respons atas pandangan Pandu Sjahrir, Chief Investment Officer (CIO) Danantara, yang menilai likuiditas perdagangan masih menjadi tantangan utama bagi pasar saham Indonesia untuk bisa bersaing di tingkat global.

Baca Juga: Pasar Modal Tembus Rp15.000 T dan Surplus Perdagangan Capai US$5,49 M di Tahun Pertama Prabowo

“Kita ingin di public market equity, tapi equity itu memang perlu likuiditas yang lebih banyak. Kita hanya US$1 miliar per hari, harus bisa meningkat ke US$5–8 miliar per hari,” kata Pandu di kesempatan yang sama.

Menanggapi hal itu, Jeffrey menegaskan bahwa BEI terus berupaya memperdalam pasar dengan menyeimbangkan sisi penawaran (supply) dan permintaan (demand). Upaya tersebut diharapkan dapat mendorong peningkatan aktivitas perdagangan dan memperkuat daya saing bursa domestik.

“Kalau RNTH tentu kita terus lakukan, pendalaman pasar terus kita lakukan, baik dari sisi supply maupun demand. Dengan demikian, kita harapkan RNTH kita akan naik terus,” ujarnya.

Jeffrey menambahkan, penguatan likuiditas tidak hanya bergantung pada jumlah investor aktif, tetapi juga pada peningkatan jumlah emiten yang berkualitas dan strategi pasar yang mampu menarik minat investor institusi maupun ritel. 

Baca Juga: Danantara Tempatkan 80% Dana Investasi di Pasar Modal

BEI, kata dia, tengah melakukan berbagai inisiatif untuk memperluas basis investor dan memperkaya produk investasi yang tersedia di bursa.

Selain menanggapi isu likuiditas, Jeffrey turut menepis kabar mengenai rencana penawaran umum perdana (IPO) perusahaan di bawah naungan Danantara yang disebut-sebut akan berlangsung pada akhir 2025 hingga 2026.

“Belum, belum,” katanya singkat ketika dikonfirmasi soal waktu pelaksanaan IPO tersebut.

Kendati demikian, Jeffrey memastikan bahwa BEI tidak hanya berfokus pada target nilai transaksi, tetapi juga pada stabilitas dan keberlanjutan pasar agar pertumbuhan likuiditas dapat terjaga dalam jangka panjang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: