Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lampaui Dividen BUMN, Kadin Sebut Industri Tembakau Sumbang Rp216 Triliun ke Negara

Lampaui Dividen BUMN, Kadin Sebut Industri Tembakau Sumbang Rp216 Triliun ke Negara Kredit Foto: Cita Auliana
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Bidang Perindustrian, Saleh Husin, mengungkapkan bahwa industri tembakau memberikan kontribusi besar terhadap negara. Saleh mengatakan, kontribusi mencapai Rp213 triliun pada 2013 dan Rp216 triliun pada 2024, melampaui dividen dari BUMN.

"Nah di samping itu juga, juga memberikan sumbangsi yang sangat-sangat besar terhadap melalui cukai itu di tahun 2013 sekitar 213 triliun, tetapi 2024 itu kira-kira sekitar 216 triliun. Ini sangat-sangat besar, jauh lebih besar daripada penepatan BUMN," kata Saleh di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (22/10/2025).

Baca Juga: Kolaborasi dengan Kadin Diyakini Akan Jadi Gerakan Dahsyat Dukung Operasional Kopdes Merah Putih

Selain memberikan penerimaan besar bagi negara, sektor tembakau juga berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja. Menurut Saleh, sekitar 6 juta orang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam industri ini.

"Itu cukup besar yang kira-kira baik langsung maupun tidak langsung itu ada sekitar hampir 6 juta tenaga kerja yang terlibat," tuturnya.

Dari sisi ekspor, industri hasil tembakau juga mencatat pertumbuhan signifikan. Nilai ekspor meningkat hampir dua kali lipat dalam empat tahun terakhir dari sekitar USD 600 juta pada 2020 menjadi USD 1,8 miliar pada 2024, atau naik sekitar 94 persen.

Di samping itu juga, dari selain cukai yang dihasilkan itu, juga pendapatan defisit yang dihasilkan dari ekspornya cukup-cukup besar dari mulai tahun 2020 itu sekitar 500an, anggaplah 600 juta USD sampai dengan 2024 itu kira-kira 1,8 miliar USD.

Saleh mengatakan, produksi rokok mencapai 515 miliar batang per tahun. Dari jumlah itu, sekitar 55 persen untuk pasar domestik dan 45 persen diekspor.

Baca Juga: Cukai Rokok dan HJE 2026 Tidak Naik, Serikat Pekerja Tembakau Apresiasi Keputusan Menkeu

"Nah di samping itu juga memang produksi daripada rokok ini memang terus meningkat kira-kira kan sekitar 515 miliar batang, tetapi dari jumlah tersebut, 55% itu untuk di dalam negeri, 45% itu untuk pasar ekspor," tambahnya.

Namun, Saleh juga menyoroti adanya perdebatan berkepanjangan antara industri tembakau dan industri farmasi yang kerap muncul di ruang publik.

"Kalau bicara industri hasil tembakau, ini dari dulu tidak pernah sepi. Selalu ramai dan berkepanjangan, ada perdebatan antara dua mazhab produsen obat-obatan dan produsen tembakau yang tidak pernah selesai," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: