Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kadin: Indonesia Butuh 3 Juta Lapangan Kerja Baru Setiap Tahun

Kadin: Indonesia Butuh 3 Juta Lapangan Kerja Baru Setiap Tahun Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menegaskan bahwa Indonesia memerlukan tambahan 2,5 hingga 3 juta lapangan kerja baru setiap tahun. Ia menyebut, hal itu menjadi tantangan besar yang hanya dapat dijawab melalui peran aktif pengusaha muda dalam menciptakan peluang usaha dan inovasi baru.

Pernyataan tersebut disampaikan Anindya usai menghadiri HIPMI-Danantara Business Forum 2025 bertema “Berdikari bersama Danantara: Transformasi Ekonomi Menuju Indonesia Emas 2045”. Dalam kesempatan itu, ia mengapresiasi semangat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang dinilai memiliki peran strategis dalam mendorong transformasi ekonomi nasional.

“Karena memang jaringan kami adalah organisasi himpunan dan juga Kadin provinsi dan kabupaten/kota. Yang saya lihat di sini, teman-teman di HIPMI ini semangat sekali belajar dari para senior,” ujar Anin dikutip dari keterangan resmi, Rabu (22/10/2025).

Baca Juga: Lampaui Dividen BUMN, Kadin Sebut Industri Tembakau Sumbang Rp216 Triliun ke Negara

Menurutnya, keberadaan pengusaha muda tidak hanya penting sebagai motor pertumbuhan ekonomi, tetapi juga sebagai pencipta lapangan kerja baru.

“Kami melihat, inovasi ke depannya adalah inovasi gabungan antara pengusaha muda dan perusahaan yang sudah mapan. Karena perusahaan mapan itu juga butuh mitra-mitra yang gesit,” tutur Anin.

Anindya menambahkan, setiap tahun Indonesia menghadapi peningkatan jumlah angkatan kerja yang signifikan, sehingga penciptaan lapangan kerja baru menjadi kebutuhan mendesak.

“Karena kita setiap tahun butuh 2,5 sampai 3 juta lapangan kerja,” kata Anin.

Baca Juga: Kolaborasi dengan Kadin Diyakini Akan Jadi Gerakan Dahsyat Dukung Operasional Kopdes Merah Putih

Ia juga menyoroti dampak alih teknologi yang berpotensi menimbulkan pengangguran jika tidak diimbangi dengan kesiapan sumber daya manusia. Dalam konteks ini, HIPMI disebut dapat memainkan peran penting dengan mengembangkan teknologi yang relevan dan adaptif.

“Banyaknya pengangguran disebabkan karena alih teknologi. HIPMI bisa masuk untuk mengisi kekosongan itu dengan teknologi yang baik. Mereka punya semangat, sebagian juga punya pengalaman dan keahlian. Tinggal dikasih kesempatan, dibimbing, mereka akan jalan sendiri,” ungkap Anin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: