Menperin: Indonesia Siap Jadi Pusat Inovasi dan Pertumbuhan Industri Tekstil Dunia
Kredit Foto: Istimewa
Tak berhenti di situ, pemerintah turut memberikan Fasilitas Masterlist berupa pengecualian bea masuk atas impor barang modal yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan produksi.
Selain itu, tersedia juga insentif fiskal seperti tax holiday, tax allowance, investment allowance, serta super deduction tax bagi perusahaan yang berinvestasi dalam riset, pengembangan, dan pendidikan vokasi.
Agus menegaskan bahwa seluruh langkah ini merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah untuk memperkuat ekosistem industri tekstil nasional yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan.
Baca Juga: Terdapat Potensi Besar Perkuat Posisi Industri Fesyen RI di Kancah Global
“Dalam kondisi ini, industri TPT tetap menjadi pilar strategis dari basis manufaktur industri, serta berperan penting dalam menjaga pertumbuhan yang inklusif, menciptakan lapangan kerja, dan menopang kehidupan negeri ini,” jelasnya.
Menperin juga menyoroti keunggulan efisiensi Indonesia di kancah global. Pada subsektor pemintalan benang, biaya produksi nasional hanya USD2,71 per kilogram, lebih efisien dibandingkan India, Tiongkok, dan Turki, serta selevel dengan Vietnam dan Bangladesh.
Di pertenunan, biaya produksi USD8,84 per meter menempatkan Indonesia di jajaran terendah dunia, sementara di fabric finishing, biayanya hanya USD1,16 per meter, lebih rendah dari sebagian besar pesaing regional.
“Angka-angka tersebut merupakan bukti daya saing global Indonesia dan bisa menjadi fondasi yang kuat bagi pertumbuhan di masa mendatang,” tutup Agus optimistis.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement