Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Lebih lanjut, laporan keuangan konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), sebuah entitas yang menaungi proyek KCJB, menunjukkan kerugian mencapai Rp4,19 triliun sepanjang 2024. Jika dirata-rata, kerugian tersebut setara sekitar Rp11,4 miliar per hari. Handi menilai angka tersebut menunjukkan ketidakseimbangan serius antara biaya dan manfaat ekonomi proyek.
“Secara bisnis, kondisi ini sulit berkelanjutan. Dengan pendapatan jauh di bawah kewajiban bunga, kereta cepat menjadi beban yang harus ditanggung terus-menerus,” katanya.
Handi menilai perlu langkah korektif untuk mencegah akumulasi kerugian yang lebih besar, di antaranya melalui evaluasi model bisnis, optimalisasi tarif, dan perluasan rute agar kapasitas penumpang meningkat. Handi menegaskan, tanpa strategi perbaikan dan restrukturisasi keuangan, proyek ini akan terus menekan kinerja KAI dan berpotensi menggerus dana publik melalui penyertaan modal negara di masa depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement