Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BEI Ungkap Transaksi Repo dan EBUS di SPPA Capai Rp1.000 Triliun Sepanjang 2025

BEI Ungkap Transaksi Repo dan EBUS di SPPA Capai Rp1.000 Triliun Sepanjang 2025 Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai transaksi Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) Bursa Efek Indonesia (BEI) menembus rekor baru lebih dari Rp1.000 triliun sepanjang tahun berjalan 2025.

Peningkatan signifikan ini mencerminkan tumbuhnya kepercayaan pelaku pasar terhadap platform perdagangan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) serta repurchase agreement (repo) berbasis elektronik milik bursa.

Berdasarkan data BEI hingga 27 Oktober 2025, total nilai transaksi SPPA mencapai Rp1.011,2 triliun dengan rata-rata transaksi harian sekitar Rp5,3 triliun. 

Baca Juga: Incar Investor Global, BEI dan S&P Siap Luncurkan 3 Indeks Baru

"Angka tersebut melompat 412,6% dibandingkan total transaksi tahun 2024, menandai lonjakan aktivitas di pasar surat utang dan repo domestik," ungkap Sekretaris Perusahaan, Kautsar Primadi Nurahmad, dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (29/10/2025).

Dari total transaksi tersebut, 51% berasal dari perdagangan jual-beli EBUS senilai Rp516,9 triliun, sementara 49% berasal dari transaksi repo senilai Rp494,3 triliun. 

BEI menyebut keseimbangan komposisi ini menunjukkan fungsi ganda SPPA sebagai sarana perdagangan sekaligus sumber likuiditas antar lembaga keuangan.

Hingga akhir Oktober, jumlah pengguna SPPA tercatat 38 institusi, terdiri atas 20 bank, 2 bank pembangunan daerah (BPD), dan 16 perusahaan efek. Khusus untuk pengguna jasa repo, jumlahnya meningkat dari 12 menjadi 14 lembaga dibandingkan tahun sebelumnya.

BEI menyampaikan, capaian ini tak lepas dari dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Kementerian Keuangan, serta asosiasi pasar keuangan seperti Himpunan Dealer Surat Utang (Himdasun), Apuvindo, dan Asbanda. 

Baca Juga: BEI Targetkan 13 Calon Emiten Rampungkan IPO Sebelum Akhir 2025

SPPA disebut telah menerapkan straight-through-processing (STP) untuk seluruh tahapan transaksi, mulai dari manajemen risiko hingga penyelesaian pasca-perdagangan (post-trade).

BEI menegaskan komitmennya menjadikan SPPA sebagai pusat likuiditas (liquidity pool) bagi perdagangan EBUS dan pasar uang nasional. 

"Dengan dukungan regulator dan pelaku industri, bursa berharap SPPA mampu memperkuat integrasi pasar keuangan serta mendorong efisiensi transaksi antar lembaga," kata Kautsar.

Meski mencatat kinerja impresif, beberapa hal masih memerlukan klarifikasi lebih lanjut, termasuk angka pembanding tahun 2024 yang digunakan dalam perhitungan pertumbuhan 412,6%, komposisi instrumen yang mendominasi transaksi, serta metrik operasional platform seperti reliabilitas sistem dan kecepatan penyelesaian transaksi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: