Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kuartal III 2025, Pendapatan Operasional SMBC Indonesia Tembus Rp13,8 Triliun

Kuartal III 2025, Pendapatan Operasional SMBC Indonesia Tembus Rp13,8 Triliun Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank SMBC Indonesia Tbk berhasil menjaga kinerja yang solid hingga kuartal III 2025, meski laba bersih konsolidasi setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat turun 26% year-on-year (yoy) menjadi Rp1,5 triliun. Namun, dari sisi pendapatan operasional, SMBC Indonesia mencatat kenaikan 11% yoy menjadi Rp13,8 triliun, dengan pendapatan bunga bersih tumbuh 9% yoy.

Pertumbuhan ini tak lepas dari peningkatan margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) yang naik menjadi 7,1% per September 2025 dari 6,8% di periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh kontribusi pasca akuisisi dari Grup PT Oto Multiartha (OTO), yang memperkuat posisi SMBC Indonesia di pasar.

“SMBC Indonesia menjaga kinerja yang solid sepanjang periode tersebut dengan merespons dinamika pasar serta pergeseran kebijakan moneter secara cepat dan efektif,” ujar Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar.

Ia menambahkan, “Kami berupaya menciptakan dampak berkelanjutan dengan mendukung kemajuan ekonomi Indonesia, mendorong kesejahteraan nasabah, dan memberdayakan komunitas menuju pertumbuhan berkelanjutan. Seluruh upaya ini kami lakukan berlandaskan pola pikir adaptif serta komitmen terhadap pertumbuhan yang bermakna.”

Baca Juga: BTPN Syariah (BTPS) Cetak Laba Rp945 Miliar hingga Kuartal III 2025

Dari sisi penyaluran kredit, SMBC Indonesia mencatat pertumbuhan 6% yoy menjadi Rp186,2 triliun, naik dari Rp175,1 triliun pada periode sebelumnya. Kinerja positif juga terlihat di segmen retail, seperti Joint Finance yang naik 34% yoy, segmen Jenius di luar Digital Mikro tumbuh 8% yoy, serta segmen Mikro meningkat 7% yoy.

Kualitas aset bank tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bruto di level 2,8% per September 2025. Angka ini memang sedikit lebih tinggi dibanding 2,2% pada periode yang sama tahun sebelumnya, namun sudah membaik dibandingkan posisi Juni 2025 yang mencapai 3,2%.

SMBC Indonesia bersama Grup OTO juga terus menegakkan prinsip manajemen risiko yang disiplin dan hati-hati. Hal ini tercermin dari posisi likuiditas dan pendanaan yang kuat, dengan rasio cakupan likuiditas (liquidity coverage ratio/LCR) sebesar 277,8%, rasio pendanaan stabil bersih (net stable funding ratio/NSFR) 119,9%, dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 29,8%.

Dari sisi pendanaan, saldo Current Account & Savings Account (CASA) tumbuh signifikan 33% yoy menjadi Rp50,6 triliun, meningkatkan rasio CASA dari 33,6% pada September 2024 menjadi 42% per September 2025. Meski deposito berjangka turun 7% yoy menjadi Rp69,7 triliun, total dana pihak ketiga (DPK) justru meningkat 6% yoy menjadi Rp120,3 triliun, menunjukkan pengelolaan dana yang sehat dan seimbang.

Baca Juga: SMBC Indonesia Kolaborasi Perkuat Kapasitas UMKM Lewat Edukasi Finansial

Unit digital bank, Jenius, juga mencatat kinerja impresif. Jumlah pengguna terdaftar tumbuh 7% yoy menjadi 6,3 juta, sementara DPK Jenius meningkat 13% yoy menjadi Rp30,7 triliun. Portofolio kredit digital seperti Flexi Cash, Digital Micro, Kartu Kredit Jenius, dan Jenius Paylater naik 7% yoy menjadi Rp3,5 triliun.

Pertumbuhan ini memperkuat posisi Jenius sebagai salah satu pionir bank digital di Indonesia yang terus mendorong inklusi keuangan lewat layanan yang inovatif, mudah diakses, dan berorientasi pada kebutuhan nasabah modern.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: