Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pendapatan Turun, Rugi Garuda Indonesia Capai US$182,53 Juta

Pendapatan Turun, Rugi Garuda Indonesia Capai US$182,53 Juta Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) kembali mencatatkan kinerja negatif sepanjang sembilan bulan pertama 2025. 

Maskapai pelat merah ini menanggung rugi bersih sebesar USD182,53 juta, meningkat 39 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang sebesar USD131,22 juta. Rugi per saham dasar dan dilusian tercatat sebesar USD0,00200, turun dari USD0,00497.

Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Senin (3/11/2025), total pendapatan usaha Garuda turun 6,64 persen menjadi USD2,39 miliar dibanding USD2,56 miliar pada sembilan bulan pertama 2024. 

Penurunan terutama terjadi pada segmen penerbangan berjadwal yang hanya mencapai USD1,8 miliar, merosot dari USD2,01 miliar tahun lalu.

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) Depak Wamildan Tsani dan Tunjuk Glenny Kairupan

Sementara itu, penerbangan tidak berjadwal justru meningkat menjadi USD299,55 juta dari USD291,15 juta, sedangkan pendapatan lainnya turun menjadi USD245,85 juta dari USD253,93 juta.

Dari sisi biaya, total beban Garuda Indonesia tercatat USD2,28 miliar, lebih rendah dari USD2,38 miliar pada periode sama tahun lalu. 

Namun, penurunan beban tidak mampu mengimbangi anjloknya pendapatan. Komponen biaya operasional penerbangan menyumbang porsi terbesar yakni USD1,15 miliar, turun dari USD1,29 miliar.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan justru meningkat tajam menjadi USD481,04 juta dari USD413,2 juta. Adapun beban kebandaraan menurun menjadi USD181,72 juta dari USD190,96 juta, sementara beban usaha lainnya juga turun menjadi USD315,18 juta dari USD327,39 juta.

Dari sisi keuangan, Garuda mencatat pendapatan keuangan USD18,13 juta, melonjak dibanding USD5,81 juta tahun lalu. 

Baca Juga: Setelah Ganti Direksi, Garuda Siapkan RUPSLB Bahas Pengalihan Aset

Perusahaan juga menikmati keuntungan selisih kurs USD14,71 juta, berbalik positif dari rugi USD7,51 juta pada periode yang sama 2024. Namun, beban keuangan masih tinggi di level USD372,82 juta, meski sedikit lebih rendah dibanding USD374,33 juta sebelumnya.

Secara neraca, posisi ekuitas Garuda Indonesia tercatat negatif USD1,53 miliar, melebar dari minus USD1,35 miliar pada akhir 2024. Defisit akumulasi meningkat menjadi USD3,69 miliar dari USD3,5 miliar. 

Total liabilitas perusahaan mencapai USD8,28 miliar, naik dari USD7,97 miliar, sedangkan aset hanya meningkat tipis menjadi USD6,75 miliar dari USD6,61 miliar.

Kinerja yang masih tertekan ini menunjukkan beban struktural dan finansial Garuda belum banyak berubah meskipun biaya operasional menurun. Maskapai masih menghadapi tantangan berat untuk keluar dari tekanan keuangan dan memperbaiki ekuitas yang masih negatif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: