Kredit Foto: WE
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), berkomitmen membangun organisasi yang berorientasi pada talenta, dengan mendukung pertumbuhan pribadi setiap karyawan melalui pelatihan dan pengembangan berkelanjutan. Hal ini disampaikan oleh CEO Grup Lippo Indonesia, John Riady.
Menurut John Riady, melalui pendekatan ini, LPKR memastikan setiap individu memiliki keterampilan dan pengetahuan yang relevan untuk unggul dalam perannya.
Dengan pemanfaatan platform digital, perusahaan menyediakan modul pelatihan yang dipersonalisasi, baik teknis maupun non-teknis, sesuai kebutuhan masing-masing karyawan. Seluruh pelatihan wajib tahunan -mencakup kode etik, tata kelola perusahaan, whistleblowing, dan perjanjian kerahasiaan (NDA)- kini disampaikan melalui platform daring yang mudah diakses. Setiap peserta diminta mengonfirmasi pemahaman mereka atas seluruh kebijakan perusahaan di akhir pelatihan.
Sebagai bagian dari budaya organisasi berperforma tinggi, LPKR juga menerapkan sistem penilaian kinerja yang adil dan berbasis umpan balik. Melalui performance management system, atasan didorong untuk memberikan evaluasi dan bimbingan berkelanjutan kepada timnya. Pendekatan ini terbukti meningkatkan semangat kerja dan memastikan pertumbuhan karier yang berkelanjutan.
Pada tahun 2024, LPKR memperkuat pengembangan individu melalui Individual Development Plan (IDP) di seluruh level organisasi. Program ini dirancang untuk menutup kesenjangan kompetensi di berbagai fungsi, serta meningkatkan keterampilan teknis dan non-teknis. Seluruh karyawan tetap (100%) menerima tinjauan rutin atas kinerja dan rencana pengembangan karier mereka.
Untuk menyiapkan pemimpin masa depan, perusahaan juga menjalankan Management Development Program (MDP) bagi talenta muda. Program ini berfokus pada pengembangan kepemimpinan berbasis kebutuhan organisasi dan potensi individu. Melalui berbagai kegiatan seperti LippoLand Leader’s Workshop dan Lippo Leadership Offsite Meeting, perusahaan membangun koneksi kuat antara manajemen dan staf, memperkuat kolaborasi lintas level.
Sepanjang tahun 2024, karyawan telah mencatat total 48.089 jam pelatihan, dengan rata-rata 16 jam per karyawan di seluruh segmen bisnis, dengan fokus utama pada kualitas pembelajaran yang relevan dan aplikatif.
LPKR menerapkan metode pembelajaran menyeluruh yang memadukan modul digital dengan lokakarya interaktif, permainan peran, dan diskusi kelompok. Program seperti Leadership Development, Safety Response Training, dan Continuous Improvement Program memastikan setiap peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya dalam konteks bisnis nyata.
Sebagai bagian dari perjalanan keberlanjutan grup, perusahaan memperluas kurikulum pelatihan Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh unit bisnis. Pada tahun 2024, perusahaan melaksanakan berbagai pelatihan seperti risiko iklim, dekarbonisasi, pengungkapan ISSB, dan emisi Cakupan 3, dengan total 835 jam pelatihan ESG. Perusahaan menargetkan rata-rata 15 jam pelatihan per karyawan per tahun, dengan alokasi anggaran sebesar Rp373 juta, sebagai bentuk komitmen terhadap Agenda Keberlanjutan 2030.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sufri Yuliardi
Tag Terkait:
Advertisement