Kredit Foto: Finnet Indonesia
Modus penipuan digital di Indonesia terus berkembang dan semakin beragam. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat literasi keamanan siber masyarakat masih menjadi tantangan besar di tengah meningkatnya aktivitas digital.
Pelaku penipuan kini memanfaatkan berbagai cara mulai dari fake call, phishing, hingga social engineering yang memanfaatkan kepercayaan antarindividu. Untuk mencegah kerugian yang lebih luas, kolaborasi antara otoritas, penyedia layanan digital, dan peningkatan kesadaran publik dinilai menjadi kunci utama dalam menekan kasus kejahatan siber.
GHO Cyber Security and Fraud Management Finnet Indonesia (Finpay), Sudhista Febriawan Wira Pratama, menjelaskan bahwa ciri khas pelaku penipuan digital umumnya terlihat dari perilaku yang tergesa-gesa, menjanjikan hadiah, atau meminta data sensitif seperti OTP, PIN, dan nomor kartu.
Baca Juga: Nezar Patria: Kerugian Akibat Penipuan Berbasis AI Capai Rp700 Miliar
“Langkah mitigasi sederhananya adalah jangan pernah klik tautan mencurigakan, jangan membagikan OTP kepada siapa pun, instal aplikasi hanya dari sumber resmi, dan selalu verifikasi sumber komunikasi,” ujar Sudhista, dikutip Selasa (4/11/2025).
Menurutnya, sistem keamanan digital yang dimiliki penyedia infrastruktur seperti Finnet Indonesia sudah dirancang berlapis. Lapisan tersebut mencakup fraud detection, data protection, hingga pemantauan transaksi secara realtime.
“Namun perlu dipahami bahwa banyak kasus penipuan digital terjadi bukan karena kelemahan sistem, melainkan akibat manipulasi sosial yang menargetkan pengguna langsung,” jelas Sudhista.
Ia menambahkan, sistem memang mampu mendeteksi anomali transaksi, tetapi tidak selalu bisa mencegah pengguna memberikan OTP, PIN, atau data pribadi kepada pelaku penipuan.
“Karena itu, pencegahan paling efektif tetap kombinasi antara teknologi yang kuat dan kesadaran pengguna yang tinggi,” katanya.
Baca Juga: OJK: 874 Kasus Scam Terjadi Setiap Hari, Kerugian Mencapai Rp6,1 Triliun
Selain itu, Sudhista juga membagikan sejumlah tips aman bagi pengguna digital payment. Salah satunya adalah tidak pernah menyebutkan OTP atau data pribadi saat menerima panggilan telepon yang tidak dikenal.
“Segera tutup panggilan tersebut dan hubungi call center resmi,” ujar Sudhista.
Ia juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap pesan berisi tautan mencurigakan. “Jangan klik link dari pesan pribadi, instal aplikasi hanya dari Play Store atau App Store, hapus pesan mencurigakan, dan laporkan sebagai spam,” tambahnya.
Lebih jauh, Sudhista menekankan bahwa kesadaran kolektif menjadi faktor penting dalam membangun ketahanan digital masyarakat. “Mari jadi generasi yang bukan hanya melek digital, tapi juga tahan tipu digital. Karena keamanan bukan tanggung jawab satu pihak, melainkan kesadaran bersama,” ujarnya.
Upaya edukasi publik dan peningkatan kewaspadaan diharapkan dapat menekan laju kasus penipuan digital yang kian masif, terutama di sektor pembayaran dan transaksi daring.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement