Kredit Foto: Kliring Berjangka Indonesia
Harga Bitcoin kembali melemah pada perdagangan di Selasa (4/11). Ia terjun akibat koreksi pasar digital, bahkan menembus level di bawah level US$100.000.
Dilansir dari Coinmarketcap, penurunan tajam sempat membawa harga bitcoin serendah US$99.000. Meski demikian, pada akhirnya muncul aksi beli terbatas pada level tersebut.
Baca Juga: Strategy (MSTR) Tambah Kepemilikan Bitcoin Jadi 641.205 BTC
Tekanan jual terbaru datang dari Federal Reserve (The Fed). Bank sentral itu bersikap lebih hawkish dari perkiraan pekan lalu.
Ketua The Fed, Jerome Powell dan sejumlah pejabat bank sentral mengisyaratkan kemungkinan tidak ada lagi pemangkasan suku bunga pada Desember.
Kinerja bitcoin yang lesu semakin mengecewakan bagi para pelaku pasar, mengingat reli kuat dalam bursa saham dan harga emas yang terus mencetak rekor baru dalam beberapa pekan terakhir.
“Tidak berkorelasi saat naik, tapi sangat berkorelasi saat turun. Ini musim gugur yang berat bagi Bitcoin,” ujar Direktur Wincent, Paul Howard.
Howard menambahkan, permintaan kuat dari investor spot dan perusahaan treasury digital yang mendukung harga kripto selama musim panas kini telah memudar, digantikan oleh penjualan dari dompet jangka panjang.
“Secara konsensus, pasar kini memasuki fase yang bisa menjadi bear market yang sejalan dengan siklus empat tahunan Bitcoin,” katanya.
Namun ia menilai, pasar dapat menghindari kepanikan dan likuidasi lebih dalam jika harga bitcoin mampu bertahan di atas US$100.000.
Baca Juga: Taruhan Berbasis Kripto, Polymarket Dicap Jadi Web Judi Online
Kombinasi faktor tekanan makroekonomi, ketidakpastian arah suku bunga, serta kekhawatiran atas tarif perdagangan, pasar kredit, dan valuasi ekuitas disebut menjadi pendorong utama pelemahan saat ini di pasar kripto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement