Kredit Foto: Ist
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menyatakan kesiapan mendukung kebijakan pemerintah dalam penghapusan truk Over Dimension Over Loading (ODOL) pada 2026.
Adapun langkah ini dikuatkan dengan layanan logistik berbasis rel yang mana diketahui bahwa KAI mencatat peningkatan angkutan batu bara yang mencapai 47,77 juta ton hingga Oktober 2025, naik 4,3% dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar 45,78 juta ton.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan angkutan batu bara menjadi tulang punggung logistik perusahaan sekaligus mendukung pasokan energi nasional.
“Batu bara ini sebagian besar digunakan sebagai bahan baku pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Pulau Jawa dan Bali, yang menyuplai listrik ke rumah tangga, menghidupkan fasilitas penting seperti rumah sakit, sekolah, kantor, pusat perbelanjaan, serta mendukung industri dan usaha kecil di seluruh Indonesia,” ujar Anne dalam keterangan resmi, Kamis (6/11/2025).
Baca Juga: KAI Siapkan Kereta Petani dan Pedagang Demi Dorong Ekonomi
Tercatat, batu bara menyumbang sebesar 83% total angkutan barang KAI yang mencapai 57,55 ton sepanjang Januari-Oktober 2025.
Dengan kapasitas yang tinggi itu, KAI disebut bisa menjadi alternatif utama angkutan logistik dan membantu upaya pemerintah menekan pelanggaran ODOL.
Pada tahun 2029, KAI menargetkan pertumbuhan volume angkutan barang sebesar 15%. Adapun angka itu terdiri atas, 111,2 juta ton batu bara dan 10,9 juta ton komoditas non-batu bara.
Demi mencapai target tersebut, KAI tengah mengembangkan infrastruktur strategis yakni Terminal Tarahan II di Lampung yang diproyeksikan mampu menampung hingga 18 juta ton batu bara serta fasilitas bongkar muat Kertapati di Sumatera Selatan dengan kapasitas tambahan 7 juta ton.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement