Lewat 'Langkah Membumi Ecoground 2025', Blibli Tiket Action Ajak Generasi Muda Peduli Isu Keberlanjutan Lingkungan
Kredit Foto: Istimewa
Blibli Tiket Action resmi menggelar Langkah Membumi Ecoground 2025 di Taman Kota Peruri, Jakarta yang akan berlangsung pada 8-9 November 2025. Mengusung tema "CollaborAction for The Earth", kegiatan ini menjadi wujud komitmen Blibli Tiket Action dalam mendorong aksi nyata dan gaya hidup berkelanjutan melalui olahraga, wellness, dan aktivitas ramah lingkungan, khususnya bagi para generasi muda.
COO & Co-Founder Blibli, Lisa Widodo, mengungkapkan bahwa Langkah Membumi Ecoground 2025 menghadirkan berbagai aktivitas menarik yang dapat dinikmati oleh pengunjung selama dua hari penyelenggaraan. Bahkan, tak kurang dari 40 kelas interaktif yang mencakup olahraga, wellness, serta workshop keberlanjutan ikut dihadirkan dalam kegiatan ini.
Ia menjelaskan, rangkaian Langkah Membumi Ecoground 2025 terbagi ke dalam empat area utama, yakni Eco Motion, Eco Market, Eco Labs, dan Eco Stage. Di area Eco Labs, pengunjung dapat mengikuti live eco cooking demo bersama Ranch Market, mindful beauty class, eco printing workshop, ceremonial matcha workshop, hingga personal color workshop dan berbagai kegiatan menarik lainnya. Sementara di area Eco Motion, pengunjung diajak berolahraga sambil menumbuhkan kesadaran ekologis melalui beragam kelas sport dan wellness.
"Acara ini menjadi wujud nyata semangat CollaborAction for The Earth, ruang kolaborasi lintas sektor untuk menginspirasi masyarakat menerapkan gaya hidup berkelanjutan," tegas Lisa dalam pembukaan Langkah Membumi Ecoground 2025 di Jakarta, Sabtu (8/11/2025).
Baca Juga: Indonesia dan The Royal Foundation Sepakat Perkuat Aksi Global Lawan Kejahatan Lingkungan
Berbagai booth juga aturut meramaikan kegiatan kali ini. Misalnya saja, booth Blibli Tiket Action yang ada di Langkah Membumi Ecoground. Booth ini menampilkan berbagai inisiatif keberlanjutan perusahaan, mulai dari eco-packaging, fasilitas daur ulang, hingga fitur edukatif bagi pelanggan untuk mengurangi jejak karbon.
"Booth ini merepresentasikan komitmen Blibli dalam menciptakan ekosistem berkelanjutan yang terintegrasi, di mana teknologi, gaya hidup, dan tanggung jawab lingkungan berjalan beriringan," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Lingkungan Hidup, yakni Diaz Hendropriyono mengapresiasi inisiatif Blibli Tiket Action dalam mendorong kesadaran publik terhadap isu keberlanjutan.
"Blibli dan ekosistemnya menghadirkan acara yang edukatif dan inspiratif. Hal ini sekaligus membuka peluang kolaborasi untuk mengatasi tiga ancaman utama: perubahan iklim, krisis sampah, dan hilangnya keanekaragaman hayati," tambahnya.
Sementara itu, Program Director Bakti Lingkungan Djarum Foundation, Jemmy Cahyadi, menegaskan pentingnya sinergi kolektif menjaga keberlanjutan, sekaligus menyampaikan apresiasi kepada ekosistem Blibli Tiket atas komitmennya terhadap inisiatif hijau yang konsisten setiap tahunnya.
Setelah seremoni pembukaan, COO & Co-Founder Blibli, Lisa Widodo bersama Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono, dan Program Director Bakti Lingkungan Djarum Foundation Jemmy Cahyadi meninjau langsung area Eco Market yang menampilkan berbagai produk ramah lingkungan dari para pelaku UMKM lokal.
Dalam kunjungan tersebut, para tamu kehormatan berdialog dengan para pelaku usaha yang memanfaatkan bahan alami, menerapkan konsep upcycling, serta mengedepankan proses produksi yang berkelanjutan. Mereka juga mengapresiasi upaya para UMKM dalam mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan ke dalam bisnis sehari-hari, mulai dari penggunaan kemasan ramah lingkungan hingga inovasi produk berbasis komunitas.
Beberapa ecopreneur terpilih turut berpartisipasi di Langkah Membumi Ecoground 2025, menampilkan inovasi dan semangat pelaku usaha lokal dalam menciptakan solusi berkelanjutan. Salah satunya adalah Organic Culture, brand fashion asal Banyuwangi yang konsisten mengusung sustainable fashion. Seluruh produknya dibuat menggunakan material organik bersertifikat FSC dan PEFC, serta memanfaatkan kancing dan aksesori pakaian hasil daur ulang limbah plastik yang dikumpulkan dari kegiatan beach clean-up.
Tak hanya itu, dalam setiap proses produksinya, Organic Culture telah menerapkan prinsip renewable energy dengan mengandalkan panel surya untuk kebutuhan energi di fasilitas penjahitan mereka. Komitmen ini menghasilkan dampak nyata terhadap lingkungan, di mana berdasarkan hasil perhitungan kalkulator hijau, Organic Culture berhasil mencatat pengurangan emisi karbon hingga 1.306%.
Selain itu, hadir pula Replast, startup yang berfokus pada pengolahan limbah plastik menjadi produk fungsional bernilai tinggi. Replast memproduksi berbagai jenis aksesoris, furnitur, hingga perlengkapan dekoratif seperti kursi, meja, stool chair, medali, dan plakat, semuanya dibuat dari hasil daur ulang sampah plastik yang dikumpulkan melalui program donasi sampah dan kerja sama dengan berbagai komunitas lingkungan.
Melalui pendekatan ini, Replast tidak hanya berkontribusi dalam mengurangi volume sampah plastik, tetapi juga membangun ekosistem ekonomi sirkular yang memberdayakan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian bumi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement