Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Reputasi Finansial: Ujung Tombak Kesuksesan Entrepreneur di Era Digital

Reputasi Finansial: Ujung Tombak Kesuksesan Entrepreneur di Era Digital Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bisnis  mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Data dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menunjukkan bahwa hingga akhir 2024, ada sekitar 30,18 juta unit UMKM. Angka ini memang besar, tetapi banyak pelaku usaha yang masih berjuang karena masalah mendasar: rendahnya literasi keuangan, akses pembiayaan yang terbatas, dan reputasi finansial yang belum terbangun.

Berdasarkan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, tingkat literasi keuangan pada sektor-sektor pengkreditan masih bervariasi. Literasi keuangan untuk lembaga pembiayaan tercatat sebesar 46,66%, lembaga keuangan mikro 9,80%, dan fintech lending 24,9%.

Dari sisi inklusi, lembaga pembiayaan berada di angka 12,38%, lembaga keuangan mikro 1,20% dan fintech lending 4,40%. Angka ini menunjukkan bahwa pemahaman dan akses masyarakat terhadap layanan pembiayaan digital maupun konvensional masih perlu ditingkatkan.

Di sinilah SkorKu, aplikasi laporan kredit, berusaha mengambil peran. Dengan pendekatan yang lebih dekat, cepat, dan relevan dengan kondisi digital saat ini, aplikasi ini tidak hanya menyasar konsumen umum, tetapi juga para pelaku usaha dan entrepreneur. 

Dalam kesempatan wawancara beberapa waktu lalu, Nora Asteria, Head of Consumer Business SkorKu, menjelaskan bahwa banyak pengusaha yang sebenarnya belum menyadari betapa pentingnya rekam jejak kredit pribadi bagi keberlangsungan bisnis mereka.

“Menjadi entrepreneur itu bukan hanya soal ide dan eksekusi. Reputasi finansial adalah modal penting, karena investor juga memperhatikan komitmen dan disiplin finansial dari pendirinya,” kata Nora.

Baca Juga: Kolaborasi Lintas Lembaga Kunci Kebijakan Pemanfaatan Fasilitas Publik Berpihak pada UMKM

Ia menyebutkan beberapa masalah klasik yang sering dihadapi, yakni pencampuran uang pribadi dan bisnis, pencatatan transaksi yang tidak disiplin, lemahnya pengawasan arus kas, hingga rasio utang yang tidak terkendali. Bahkan, usaha yang memiliki potensi besar pun bisa terhambat ketika likuiditas mulai menurun. Banyak entrepreneur baru menyadari pentingnya skor kredit ketika sudah terlambat, saat cashflow sudah terhambat dan membutuhkan pinjaman darurat namun pengajuan pinjaman bisa saja ditolak karena reputasi finansial baik usaha maupun pemiliknya belum terbangun. Hal inilah yang berpotensi menyebabkan kelancaran bisnis terhambat.

SkorKu berusaha menjembatani masalah ini dengan layanan laporan kredit yang dapat diakses dengan cepat melalui ponsel. Data yang dikumpulkan pun lebih komprehensif, mencakup informasi dari lembaga keuangan, fintech, hingga layanan paylater yang semakin populer. 

"Dengan SkorKu, pengusaha dapat melihat histori dan skor kredit mereka sendiri, mengenali risiko sejak awal,” kata Nora.

Aplikasi ini juga dirancang sebagai platform edukasi, mencakup berbagai hal mulai dari artikel blog, kampanye sosial, hingga banner edukatif yang ditujukan untuk kelompok berpenghasilan rendah, mereka yang paling rentan terjebak dalam utang karena kurangnya pemahaman tentang keuangan.

Tantangan Nyata di Lapangan

Menurut Nora, masalah keuangan bukanlah satu-satunya rintangan yang dihadapi oleh para entrepreneur. Manajemen risiko dan disiplin operasional juga sangat penting. Kita sering melihat bisnis yang tumbuh pesat, bahkan menjadi viral, tapi kemudian jatuh dalam waktu singkat, terutama setelah pandemi. Penyebab utamanya hampir selalu sama: manajemen keuangan yang kurang baik.

“Menjadi entrepreneur bukan berarti langsung melaju tanpa henti. Harus ada keseimbangan antara pertumbuhan dan pengendalian risiko,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa sebuah bisnis hanya bisa berjalan dengan baik jika semua bagiannya bekerja sama. Misalnya, tim marketing untuk menarik pengguna, tim operasional untuk merespons kebutuhan dan keluhan, tim keuangan untuk mengelola arus kas, dan tim kepatuhan untuk memastikan bisnis berjalan sesuai dengan regulasi yang ada.

"Seorang entrepreneur harus mampu melihat dari berbagai sudut pandang, bukan hanya terfokus pada satu fungsi saja,” ujarnya.

Baca Juga: Cara UMKM Tak Tertinggal di Tengah Disrupsi Teknologi

Peluang dan Ancaman Masa Depan

Survei terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BPS menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia berada di angka 65,43 persen pada tahun 2024, sementara inklusi keuangan sudah mencapai sekitar 75 persen. Ini berarti akses masyarakat terhadap layanan keuangan semakin luas, tetapi pemahaman tentang cara mengelolanya masih tertinggal.

Bagi Nora, kesenjangan ini menciptakan peluang. Transformasi digital, pertumbuhan fintech, dan penggunaan data analytics menjadi arena baru bagi pengusaha yang bisa memanfaatkannya.

“Entrepreneur yang memahami data dan integrasi teknologi akan menjadi kunci,” tuturnya.

Dalam konteks ini, SkorKu melihat diri mereka sebagai mitra strategis yang membantu pengusaha memahami data, membangun kredibilitas, dan meningkatkan peluang untuk mendapatkan pembiayaan serta kemitraan bisnis.

Dalam kesempatan yang sama, Nora berpesan kepada generasi muda yang ingin memulai usaha, yakni bangunlah kebiasaan finansial yang sehat sejak dini. Pisahkan uang pribadi dan bisnis, catat setiap transaksi, penuhi kewajiban tepat waktu, dan pantau skor kredit secara berkala.

“Kesuksesan bukan hanya soal ide besar, tapi soal tanggung jawab finansial yang konsisten,” ujarnya.

Baginya, reputasi finansial bukan sekadar angka di atas kertas. Ini adalah modal kepercayaan, dari pelanggan, investor, perbankan, hingga mitra usaha. Dengan fondasi finansial yang solid, peluang pun terbuka lebih lebar di era digital yang menuntut transparansi dan profesionalisme.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: