Kredit Foto: Ist
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) akan melambat dari proyeksi sebelumnya yakni 1,9 persen pada kuartal keempat (Q4) 2025.
Meski demikian IMF merasa kesulitan mengakses data untuk mengeceknya karena AS tengah menerapkan shutdown pemerintah federal.
Juru bicara IMF Julie Kozack mengatakan kurangnya data ekonomi yang akurat akibat shutdown pemerintah federal selama 43 hari telah menjadi rekor terlama yang berakibat menyulitkan kemampuan IMF untuk menilai kondisi ekonomi AS.
Baca Juga: Toyota Astra (TAFS) Siapkan Dana Rp600 Miliar untuk Lunasi Obligasi Jatuh Tempo
"Ekonomi AS telah terbukti tangguh dalam beberapa tahun terakhir. Namun, saat ini kami melihat hambatan mulai meningkat," tutur Kozack. "Permintaan dalam negeri melandai, dan pertumbuhan lapangan kerja (juga) melambat. Perpaduan antara lambatnya arus masuk imigrasi, (penerapan) tarif, (dan) ketidakpastian kebijakan yang lebih luas telah menekan aktivitas (ekonomi)," kata Julie.
Kendati demikian, dampak ini kemungkinan akan berbalik pada kuartal pertama 2026, imbuhnya.
Menurut IMF, inflasi AS bergerak mendekati target 2 persen yang ditetapkan oleh Federal Reserve, namun penerapan tarif telah meningkatkan risiko kenaikan inflasi tersebut
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement