Kredit Foto: Dok. Kemenpar
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana dan Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa menyampaikan program dan capaian membanggakan yang berhasil diraih sektor pariwisata.
Wamenpar mengungkapkan hotel Indonesia masuk dalam daftar penerima MICHELIN Keys 2025 yang diumumkan pada 8 Oktober 2025. Dari sekitar 7.000 hotel di seluruh dunia dalam The MICHELIN Guide, sebanyak 2.457 hotel menerima penghargaan, termasuk 33 hotel Indonesia.
Baca Juga: RI Dorong Keberagaman Pariwisata Berkelanjutan Sesuai UN Tourism
Prestasi ini semakin diperkuat dengan keberhasilan dua hotel Indonesia yang masuk dalam daftar The World’s 50 Best Hotels, menegaskan kualitas dan reputasi industri perhotelan nasional di tingkat global. Selain itu Desa Potato Head, Bali, juga berhasil meraih Eco Hotel Award 2025.
“Pencapaian ini menandai babak baru peningkatan kualitas industri perhotelan Indonesia, sejalan dengan program Pariwisata Naik Kelas, serta mempertegas posisi Indonesia sebagai destinasi berkelas dunia,” kata Wamenpar, dikutip dari siaran pers Kemenpar, Senin (17/11).
Kementerian Pariwisata juga menggelar program Wonderful Indonesia Gourmet, sebuah program dengan rangkaian kegiatan untuk mempromosikan gastronomi Indonesia ke dunia. Salah satunya adalah media gastro-tour di Jakarta dan Bali (25 September–1 Oktober 2025) yang melibatkan 15 jurnalis dan KOL (Key Opinion Leader) internasional.
Hingga 4 November 2025, sebanyak 89 event Karisma Event Nusantara (KEN) telah dilaksanakan. Dari jumlah tersebut, 81 event telah selesai dikaji dampaknya, dengan hasil yang mencatatkan 10,66 juta pengunjung, transaksi ekonomi senilai Rp815,39 miliar, melibatkan 14,42 ribu UMKM dan 96,77 ribu pekerja seni, serta membuka lapangan kerja bagi lebih dari 99,48 ribu tenaga kerja.
“Masih tersisa 12 event hingga akhir tahun. Kami berharap seluruh rangkaian KEN 2025 menjadi motor aktivasi pariwisata yang memberi dampak ekonomi signifikan,” kata Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa.
Program penting lainnya adalah Southeast Asia Business Events Forum (SEABEF) bertema “Strengthening Southeast Asia Event Industry Through Sustainability Practice, Strategic Investment, and Collaborative Event”.
Forum ini mempertemukan pakar dan pelaku industri untuk berbagi wawasan, memperluas jejaring, serta memperkuat ekosistem industri event dan MICE di kawasan.
Bersamaan dengan SEABEF, Kementerian Pariwisata juga berpartisipasi dalam Wonderful Indonesia Tourism Fair (WITF) yang diselenggarakan oleh Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI).
Dua desa wisata Indonesia juga menorehkan prestasi global pada ajang Best Tourism Villages (BTV) 2025 oleh UN Tourism. Desa Wisata Pemuteran (Bali) meraih predikat Best Tourism Village, sedangkan Desa Wisata Osing Kemiren (Banyuwangi) masuk dalam Upgrade Programme.
Empat desa wisata Indonesia yang telah mendapat predikat serupa mencatat peningkatan kunjungan 13,10% dan kenaikan pendapatan masyarakat 22,46%. Dengan prestasi Desa Wisata Pemuteran sebagai Best Tourism Village 2025, diharapkan dampak positif serupa dapat terwujud.
Guna mendorong kemajuan desa wisata sebagai destinasi ramah muslim, Kementerian Pariwisata berkolaborasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dalam proyek sertifikasi halal yang telah berjalan sejak Juli 2025. Hingga saat ini, sebanyak 438 produk UMKM telah memperoleh sertifikasi halal. Kolaborasi ini akan diperluas ke 1.500 desa wisata di 15 provinsi untuk memperkuat daya saing dan inklusivitas destinasi wisata Indonesia.
“Pemberian sertifikasi halal secara gratis ini merupakan upaya memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi unggulan pariwisata ramah muslim,” tutur Menteri Pariwisata Widiyanti.
Pada 9 Oktober 2025, Kementerian Pariwisata juga meluncurkan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2025, bersamaan dengan penyelenggaraan 7th International Halal Tourism Summit. Indeks ini merupakan hasil kolaborasi dengan Bank Indonesia, Enhaii Halal Tourism Centre (EHTC), dan CrescentRating, yang mengukur tingkat kesiapan provinsi dalam mengembangkan pariwisata ramah muslim dengan acuan standar Global Muslim Travel Index (GMTI).
“Kementerian Pariwisata akan terus memperkuat strategi pembangunan, promosi, dan kolaborasi lintas sektor untuk membangun ekosistem pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Menteri Pariwisata Widiyanti.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement