Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diisukan Kantongi Pendanaan Jumbo dari Danantara, AYAM Genjot Ekspansi

Diisukan Kantongi Pendanaan Jumbo dari Danantara, AYAM Genjot Ekspansi Kredit Foto: Antara/Henry Purba
Warta Ekonomi, Jakarta -

Prospek kinerja PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM) kembali menjadi sorotan setelah harga sahamnya melonjak signifikan pada perdagangan Selasa (18/11/2025). 

Reli ini dipicu derasnya sentimen pasar terkait rumor pendanaan Rp20 triliun dari Danantara untuk memperkuat sektor peternakan nasional, yang dinilai dapat memperbesar peluang permintaan rantai pasok ayam.

Dalam momentum ini, manajemen AYAM menyampaikan optimisme terhadap keberlanjutan kinerja perseroan di tahun berjalan dan periode mendatang.

Saham AYAM ditutup menguat ke Rp314 atau naik 9,03 persen dari sesi sebelumnya, bahkan sempat menyentuh level tertinggi harian Rp338. 

Baca Juga: Glenny Pastikan Suntikan Modal Rp23,67 Triliun dari Danantara Perkuat Transformasi Garuda Indonesia

Lonjakan tersebut memperpanjang tren apresiasi harga dalam sebulan terakhir, ketika saham ini meroket 75 persen dari posisi 177 per lembar. Secara year to date, nilai sahamnya telah naik lebih dari 119 persen dibandingkan awal tahun. 

Aktivitas transaksi yang meningkat mengindikasikan ekspektasi kuat investor terhadap arah bisnis emiten perunggasan tersebut.

Pendorong utamanya berasal dari rumor pendanaan Danantara sebesar Rp20 triliun bagi sektor ayam pedaging dan petelur, terutama pasokan untuk program MBG. 

Meski belum dikonfirmasi resmi oleh Danantara, kabar ini memunculkan spekulasi bahwa pelaku usaha terintegrasi seperti AYAM berpeluang ikut terlibat dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. 

Namun, Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan bahwa dana itu ditujukan untuk pembiayaan peternak, bukan pembangunan peternakan milik Danantara.

“Anggaran sebesar Rp20 triliun itu untuk membiayai para peternak, bukan Danantara yang membangun peternakan sendiri,” ujar Wakil Kepala BGN Nanik Sudaryati Deyang. 

Ia menambahkan bahwa pemenuhan kebutuhan daging dan telur di program MBG memerlukan ketersediaan pasokan stabil agar tidak mengganggu inflasi pangan.

Menanggapi pergerakan saham, Direktur AYAM Fadhl Muhammad Firdaus menegaskan kesiapan perseroan menghadapi prospek industri yang menguat. 

“Kami melihat sentimen positif yang berkembang di pasar ini sebagai bentuk kepercayaan investor terhadap fundamental dan prospek bisnis AYAM,” ujar Fadhl dalam keterangannya, dikutip Rabu (19/11/2025). 

Baca Juga: BGN: Dana Rp20 Triliun Difokuskan untuk Peternak Ayam

Ia mengatakan bahwa kepemilikan izin kuota impor grand parent stock memberi ruang bagi perusahaan untuk berkontribusi pada kebutuhan daging ayam program MBG.

Menurut Fadhl, manajemen kini memprioritaskan efisiensi operasional dan pengembangan pasar sebagai fondasi pertumbuhan. 

Rencana kerja 2025 mengarahkan perseroan pada ekspansi kapasitas produksi ayam broiler, peningkatan kinerja rumah potong ayam, serta diversifikasi produk hilir untuk menambah nilai tambah.

Prospek kinerja AYAM juga didorong oleh meningkatnya jumlah investor ritel. Registrasi pemegang efek per 31 Oktober 2025 menunjukkan jumlah pemegang saham naik menjadi 2.261 investor dari 2.167 pada bulan sebelumnya. Kenaikan ini dianggap sebagai sinyal meningkatnya keyakinan pasar terhadap arah bisnis perseroan.

Fadhl menyampaikan bahwa perusahaan telah menargetkan pertumbuhan signifikan pada 2025 sejalan dengan tema strategis “Menjadi Unggul, Mewujudkan Pertumbuhan Berkelanjutan”. 

Selain memperluas distribusi di dalam negeri, perseroan membuka peluang ekspor mengikuti proyeksi surplus produksi unggas nasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: