Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

RI Gelar Pertemuan Bilateral dengan Sherpa G20 Korea Selatan, Ini yang Dibahas

RI Gelar Pertemuan Bilateral dengan Sherpa G20 Korea Selatan, Ini yang Dibahas Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia diwakili Deputi Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kementerian Koordiantor (Kemenko) Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi selaku Sherpa G20 Indonesia menggelar pertemuan bilateral dengan Sherpa G20 Korea Selatan.

Dalam pertemuan yang berlangsung pada Minggu (16/11/2025) di sela-sela rangkaian Pertemuan Sherpa G20 ke-4, Indonesia menyoroti sejumlah isu dari bencana hingga perdamaian.

Baca Juga: Kebijakan Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal IV 2025

Lebih lanjut, sejalan dengan posisi Indonesia, Korea Selatan memiliki pandangan yang sama untuk hasilkan konsensus dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Afrika Selatan 2025.

Ketidakhadiran Amerika Serikat dalam forum G20 perlu dicerminkan dalam Johannesburg Leaders’ Declaration.

Indonesia berfokus pada isu-isu ketahanan bencana, mobilisasi pendanaan bagi transisi energi yang inklusif, dan tata kelola mineral kritis yang bertanggung jawab. 

“Pengembangan mineral kritis harus dijalankan secara etis dengan perhatian serius terhadap kelestarian lingkungan dan dampak ekologis jangka panjang,” ungkap Deputi Edi, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Kamis (27/11).

Selain isu substantif, Indonesia juga menyoroti perlunya G20 Leaders’ Declaration yang lebih leader-like, ringkas, dan mencerminkan komitmen yang benar-benar dapat dijalankan agar tujuan utama Presidensi tidak tergerus oleh rumusan yang terlalu longgar. 

Pihak Korea Selatan menyampaikan juga rencana pertemuan kepala negara middle-power MIKTA (Mexico, Indonesia, Korea Selatan, Turkiye, Australia) di sela-sela KTT G20. Pada kesempatan tersebut, pemimpin negara-negara MIKTA akan melakukan joint press statement dan family photo.

Lebih lanjut, Isu perdamaian dan stabilisasi kawasan menjadi sorotan khusus. Komitmen nyata Indonesia ditunjukkan melalui kesiapan pengerahan 26.000 personel penjaga perdamaian seraya terus berupaya mengamankan dukungan PBB untuk memandatkan misi International Stabilisation Force.

Agenda ekonomi dan teknologi juga menjadi perhatian utama. Indonesia menekankan pentingnya perlindungan sosial yang bersifat universal dan adaptif serta pengembangan AI yang tetap berorientasi pada kepentingan manusia. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: