Kredit Foto: Istimewa
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatat rugi periode berjalan sebesar Rp57,94 miliar hingga kuartal III/2025, melonjak 40,17% secara tahunan dari rugi Rp41,34 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Koreksi ini menandai tekanan baru pada kinerja perseroan di tengah pelemahan pasar properti.
Penurunan penjualan dan pendapatan usaha menjadi salah satu pemicu utama. Hingga September 2025, pendapatan APLN turun 4,7% (yoy) menjadi Rp2,64 triliun, sementara marketing sales tergerus hampir 24% menjadi Rp1,24 triliun. Pelemahan tersebut membuat kontribusi lini usaha utama perseroan tidak sekuat tahun sebelumnya.
Meski pengakuan penjualan naik tipis 1,2% menjadi Rp1,65 triliun, pendapatan berulang dari hotel dan pusat perbelanjaan justru merosot menjadi Rp988,8 miliar, dibanding Rp1,14 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Kendati demikian, perseroan masih membukukan laba komprehensif Rp28,21 miliar, ditopang laba untuk kepentingan nonpengendali sebesar Rp86,11 miliar.
Sekretaris Perusahaan APLN, Justini Omas, menjelaskan bahwa sebagian tekanan kinerja tahun ini berkaitan dengan aksi korporasi pada akhir 2024, termasuk penjualan hotel Pullman Ciawi Vimala Hills. “Penjualan aset bernilai tinggi tersebut memperkuat fundamental bisnis, terutama melalui percepatan pelunasan utang,” ujarnya, Kamis (27/11/2025).
Aksi tersebut menurunkan beban bunga secara signifikan hingga 38% menjadi Rp311,37 miliar dari Rp502,55 miliar pada tahun sebelumnya. Penurunan beban keuangan ini menjadi salah satu penyeimbang di tengah melemahnya penjualan properti dan pendapatan berulang.
Justini menegaskan bahwa APLN tetap menjalankan strategi adaptif dan efisiensi biaya, terutama dengan menggenjot produk hunian. Proyek rumah tapak seperti Podomoro Park Bandung, Bukit Podomoro Jakarta, dan Podomoro Golf View disebut masih menunjukkan daya serap kuat. Untuk menyesuaikan daya beli, perseroan juga merilis unit rumah berukuran lebih compact dengan harga lebih terjangkau.
Memasuki kuartal IV/2025, APLN memproyeksikan peningkatan penjualan dan pendapatan usaha. Momentum Natal dan libur akhir tahun diperkirakan mengangkat pendapatan berulang dari bisnis mal dan hotel. “Kami optimistis momentum akhir tahun akan memberi dorongan signifikan bagi bisnis mal dan hotel APLN di berbagai kota,” kata Justini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement