Diikuti Belasan Ribu Peserta, Lomba Debat Perkuat Literasi dan Karakter Pelajar
Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Lomba Debat Indonesia (LDI) 2025 jenjang pendidikan menengah diikuti oleh 12.780 murid pendaftar dari seluruh Indonesia dan perwakilan sekolah luar negeri.
Angka tersebut menunjukkan peningkatan sekitar 10,98% dibandingkan tahun 2024 dengan tingkat keketatan seleksi yang sangat tinggi.
Baca Juga: IKI November 2025 Melambat, Ini Penyebabnya
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Prestasi Nasional resmi membuka LDI 2025 tersebut di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Selasa (25/11/2025).
Ajang ini menjadi wadah bagi pelajar dari seluruh Indonesia untuk menunjukkan kemampuan berpikir kritis, logis, serta menyampaikan argumentasi secara konstruktif dalam isu-isu nasional maupun global.
“Peserta berasal dari 37 provinsi dan satu perwakilan sekolah luar negeri dari tiga negara, yaitu Arab Saudi, Malaysia, dan Thailand, dengan rasio seleksi sekitar 1:56,” ujar Kepala Pusat Prestasi Nasional, Maria Veronica Irene Herdjiono, dikutip dari siaran pers Kemendikdasmen, Jumat (28/11).
Ia juga menyampaikan bahwa pelaksanaan lomba didukung oleh 46 juri nasional yang terdiri atas 2 juri pembina, 21 juri debat Bahasa Indonesia, dan 22 juri debat Bahasa Inggris.
Kompetisi ini turut didukung oleh Chief Adjudication Panel (CAP) yang bertugas menyusun mosi debat dan memastikan relevansi isu, serta 8 tabulator guna mengelola seluruh proses pengolahan skor, verifikasi hasil pertandingan, serta memastikan sistem rekapitulasi berjalan secara tepat, aman, dan transparan.
Irene menyampaikan bahwa LDI menjadi penutup rangkaian 14 ajang nasional Puspresnas Kemendikdasmen 2025. “Tahun ini Pusat Prestasi Nasional mengadakan 14 ajang lomba untuk bidang olahraga, seni budaya, serta riset dan inovasi. Total ada 1,3 juta murid yang ikut dari jenjang SD hingga SMA, termasuk peserta didik berkebutuhan khusus,” ujarnya.
Irene menekankan bahwa lomba debat bukan sekadar kompetisi, tetapi bagian dari penguatan literasi dan karakter pelajar.
“Esensi debat bukan hanya menyampaikan pendapat, tetapi bagaimana menghormati lawan bicara, menghormati mitra diskusi, dan menyampaikan argumen berbasis narasi membaca, fakta, dan data,” ungkapnya.
Ia juga mendorong peserta untuk mengedepankan sportivitas dan sikap saling menghormati sepanjang kompetisi
Sementara itu, pihak tuan rumah, Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta, G. Sri Nurhartanto, menyampaikan bahwa para peserta hadir untuk menunjukkan kemampuan argumentasi dan penalaran secara akademik. “Adik-adik datang ke sini untuk adu argumentasi dan adu penalaran guna meyakinkan para juri bahwa gagasan yang disampaikan didasari argumen yang kuat,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement