Bangun Pulau Lima Resort, Harryadin Mahardika Pertahankan Kearifan Lokal dan Bangkitkan Industri Wisata Bahari Banten
Kredit Foto: Istimewa
Peresmian Pulau Lima Resort pada 29 November 2025 menjadi momentum penting bagi Provinsi Banten untuk bangkit sebagai destinasi wisata bahari unggulan. Harryadin Mahardika, Principal of Pulau Lima Resort, menyatakan bahwa pembukaan resort ini merupakan tonggak kebangkitan industri pariwisata bahari di provinsi tersebut.
Pemilihan Pulau Lima sebagai lokasi resort didasari oleh pertimbangan sejarah yang mendalam. Pulau ini tercatat pernah menjadi Pangkalan Angkatan Laut Kesultanan Banten pada masanya.
“Jadi, mungkin para panglima besar armada Banten dibesarkan, dididik, dilatih, dan mungkin juga dimakamkan di sini. Jadi pulau ini mengandung karomah, karena sejarah yang kuat. Saya yakin tanah yang punya karomah, memberikan sinyal kepada masyarakat untuk melanjutkan kejayaan masa lalu,” jelas Harryadin.
Dengan melihat masa lalu Pulau Lima sebagai tempat pangkalan armada Angkatan Laut Banten yang gilang gemilang, maka Harryadin meyakini bahwa pulau ini akan menjadikan dirinya sebagai mercusuar baru.
“Menjadi salah satu sumber kejayaan baru, Insya Allah bagi industri wisata bahari terutama di Provinsi Banten,” ungkap Harryadin.
Bagi Harryadin, pembangunan Pulau Lima Resort bukanlah pekerjaan instan, melainkan membutuhkan perencanaan yang mendalam. Pulau ini dirancang dengan konsep ekowisata berkelanjutan, tidak sekadar sebagai destinasi wisata biasa. Sebagai wujud nyata, Pulau Lima mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai sumber energinya.
“Pulau Lima bisa memberi contoh pengelolaan dan penyediaan listrik yang mandiri. 100% dari PLTS, itu cita-cita kami. Saat ini memang belum mencapai 100%, sedang dalam tahap pembangunan. Insya Allah kami akan membangun sampai kapasitasnya 200 KVA. Dan itu bisa mencukupi kebutuhan Pulau Lima. Nantinya kami akan menjadi pulau pertama di Provinsi Banten yang 100% mandiri listrik dan listriknya bersih, clean energy,” terang Harryadin.
Tak hanya listrik, pengelolaan air dengan menerapkan teknologi reverse osmosis. “Jadi memanfaatkan air yang ada, yang kita daur ulang sehingga tidak merusak dan mencemari,” tukasnya.
Baca Juga: Kemenpar Tegaskan Komitmen Hadirkan Ekosistem Pariwisata Cerdas dan Berkelanjutan
“Kami juga menanam vegetasi-vegetasi baru di Pulau Lima, supaya ada penghijauan dan melindungi serta menjadi tempat hidup bagi biota-biota laut dan hewan-hewan yang biasa singgah di sini,” sambungnya.
Lebih dari itu, Harryadin berharap kehadiran Pulau Lima akan memberi dampak kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. “Mulai dari UMKM, pemilik perahu, dan para pedagang menjadikan bagian dari jaringan bisnis yang memasok kebutuhan Pulau Lima. Sehingga masyarakat di Desa Pamengkang, Kecamatan Karangantu dan Kecamatan Kasemen bisa merasakan kehadiran Pulau Lima sebagai berkah, sebagai tambahan rezeki bagi mereka semua,” kata Harryadin.
Pulau Lima Resort menawarkan beragam pengalaman wisata bahari yang memikat. Bagi pencinta tantangan, tersedia beragam wahana watersport seperti banana boat, parasailing, jetski, hingga eksplorasi bawah laut melalui snorkeling dan diving. Bagi yang menyukai ketenangan, tersedia kolam pancing "monster" dan bandeng. Untuk urusan kuliner, Gongji Restoran siap memanjakan lidah dengan hidangan chinese food dan aneka seafood segar yang menggugah selera.
Saat ini, Pulau Lima menghadirkan 30 unit cottage dan capsule, dengan harga bervariasi antara Rp2,5 juta hingga Rp5 juta. Di awal pembukaan ini, Pulau Lima memberikan diskon hingga 30 persen. “Target kami tingkat okupansi 80 persen sehingga break event point bisa dicapai dalam waktu 2 tahun,” ungkap Harryadin optimis.
Sebagai pebisnis, Harryadin memiliki pandangan yang unik tentang investasi. “Kita investasi tidak berharap secara keuangan semuanya kembali. Tapi kita ingin membangun koneksi, networking dan juga kedekatan dengan masyarakat karena mungkin kita akan mengelola ini hingga 30-50 tahun,” katanya.
Pulau Lima yang akan mulai dibuka resmi kepada publik pada 1 Desember 2025 mendatang ini, diharapkan akan memutar perekonomian dan menjadikan tempat ini menjadi bagian dari sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru di Banten.
Sementara itu, dalam peresmian Pulau Lima Resort, Gubernur Banten Andra Soni mengapresiasi keberanian para investor yang berinvestasi di Pulau Lima ini. “Pulau ini tidak berpenduduk dan sulit untuk pohon-pohon tumbuh di sini. Tapi Alhamdulillah ada investor yang bersedia untuk mencoba membangun Pulau Lima menjadi salah satu alternatif wisata yang dekat dari Jakarta dan tentunya yang bisa dimanfaatkan oleh warga Banten secara umum,” katanya
Gubernur Andra mengaku bahwa Provinsi Banten belum menjadi pilihan utama kunjungan pariwisata. Padahal Banten memiliki banyak keunggulan. Mulai dari kedekatan jarak dengan Jakarta hingga memiliki wisata yang beragam, mulai dari pantai hingga pegunungan.
Saat berkunjung ke Pulau Lima, Gubernur Andra mengapresiasi para investor Pulau Lima karena tetap mempertahankan kearifan lokal. Salah satunya, ada makam leluhur yang terus dijaga di area Pulau Lima.
“Tadi saya juga lihat ada masjid terapung. Jadi istilahnya kalau berwisata di sini, one stop service. Jadi semuanya ada, anak-anak bisa berenang di laut, bisa berenang di kolam, bapak-bapak bisa mancing, bisa main jetski, bahkan bisa main banana boat,” katanya tersenyum.
Dengan kehadiran Pulau Lima diproyeksikan menjadi salah satu kontributor dalam peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Banten serta menjadi katalis peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB) dari sektor wisata.
“Wisatawan dari Jabodetabek adalah pasar terbesar bagi wisata bahari di Provinsi Banten, yang mengutamakan akses yang mudah, kebersihan pantai, keamanan aktivitas bahari, pengalaman wisata yang lengkap, serta estetika visual yang menarik,” terangnya.
Gubernur Andra pun mengapresiasi karena pembangunan Pulau Lima dirancang dengan memperhatikan preferensi dan perilaku wisatawan sekaligus tetap menjaga prinsip keberlanjutan lingkungan.
“Kita ingin Pulau Lima Resort dan seluruh kawasan pesisir Banten memiliki citra yang kuat sebagai West Coast Paradise, destinasi utama wisata bahari di bagian barat Pulau Jawa,” ucapnya.
Baca Juga: Pembangunan KEK Tanjung Lesung Gairahkan Sektor Wisata dan Pertanian Banten
Wisata bahari Banten memiliki diferensiasi, pembeda yang kuat. Anyer Carita sebagai zona wisata keluarga, Tanjung Lesung sebagai premium eco-resort, Pantai Sawarna dan Pantai Bagedur untuk camping dan sport tourisme, Pulau Tunda sebagai pusat diving dan konservasi, dan Pulau Lima sebagai ikon wisata bahari modern dan instagramable.
“Dalam pengembangan pariwisata Banten, kita menempatkan kualitas pengalaman wisata sebagai prioritas utama. Saat ini keberhasilan sebuah destinasi tidak lagi ditentukan hanya oleh keindahan alam atau fasilitas fisik semata. Tapi oleh kemampuan kita menghadirkan memori kepada turis yang hadir atau memorable tourism experience, pengalaman berwisata yang dikenang dan diingat secara positif oleh individu dalam jangka waktu lama setelah perjalanan terakhir," lanjutnya.
"Pengalaman yang bermakna inilah yang menjadi dasar terbentuknya kunjungan kembali, yaitu keinginan wisatawan untuk datang kembali ke destinasi kita. Ketika wisatawan pulang dengan kesan yang mendalam, mereka bukan hanya menjadi pengunjung tetapi juga menjadi promotor alami yang menyebarkan cerita positif tentang wisata Bahari Banten. Loyalitas wisatawan inilah yang akan memperkuat keberlanjutan destinasi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah,” terangnya.
Gubernur Andra pun berharap agar Pulau Lima Resort menjadi alternatif utama bagi warga Banten, Jabodetabek, dan berbagai daerah di Indonesia untuk menikmati wisata yang terintegrasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement