- Home
- /
- EkBis
- /
- Transportasi
Kargo Genjot Elektrifikasi Logistik untuk Dorong Transisi Energi Nasional
Kredit Foto: Azka Elfriza
Kargo Technologies resmi meluncurkan program kemitraan armada kendaraan listrik (EV) sekaligus identitas visual baru sebagai langkah percepatan elektrifikasi logistik nasional. Inisiatif yang diluncurkan di Jakarta dan dihadiri lebih dari 150 pemangku kepentingan ini menjadi bagian dari implementasi transisi energi sesuai Permen ESDM No. 10/2025 dan Perpres No. 112/2022 yang mendorong penggunaan moda transportasi rendah emisi.
Perusahaan menargetkan pengoperasian lebih dari 500 EV pada 2025, meningkat menjadi 2.500 unit pada 2026, sebagai fase awal menuju elektrifikasi penuh pada 2035. Program ini disiapkan untuk memenuhi kebutuhan logistik yang lebih bersih, efisien, dan terukur secara digital melalui integrasi data operasional berbasis kendaraan listrik.
CEO dan Founder Kargo Technologies, Tiger Fang, menekankan bahwa peralihan ke kendaraan listrik mengubah paradigma rantai pasok.
“Kendaraan listrik memungkinkan kita melihat logistik bukan sekadar aktivitas pemindahan barang, tetapi sebagai sebuah sistem terintegrasi yang dapat dianalisis, diukur, dan terus ditingkatkan,” ujarnya, Selasa (2/12/2025).
Baca Juga: Langkah Kemendag Ciptakan Efisiensi Sistem Logistik Nasional
Sebagai tahap awal, Kargo menggandeng berbagai pelanggan korporasi seperti SPX, Astro, Teleport, dan Modena untuk memindahkan sebagian jaringan logistik mereka ke armada listrik. Implementasi dilakukan melalui rute tertentu yang selaras dengan roadmap elektrifikasi 2035 perusahaan. Langkah ini diharapkan meningkatkan performa emisi, menekan biaya operasional, serta memperkuat reliability pengiriman seiring bertambahnya volume armada.
Kargo juga mengumumkan visi jangka panjang membangun Electrified Silk Road, jaringan logistik berbasis kecerdasan buatan yang menghubungkan Asia Tenggara, Tiongkok, Timur Tengah, hingga negara-negara Global South. Pendekatan asset-light serta pemanfaatan data EV pada setiap pengiriman ditujukan menciptakan jalur perdagangan yang lebih efisien dan rendah karbon.
Dukungan sektor publik dan privat turut menguatkan agenda elektrifikasi ini. Ketua Umum KADIN Indonesia, Anindya Bakrie, menegaskan bahwa implementasi transisi energi membutuhkan peran aktif dunia usaha.
“Pemerintah telah menyusun arah yang jelas untuk transisi energi, tetapi sektor privat lah yang harus menerjemahkannya menjadi proyek nyata, armada nyata, dan lapangan kerja nyata,” tuturnya.
Baca Juga: Penjualan Global BYD Turun di Tengah Kompetisi EV yang Kian Sengit
Dari sisi geopolitik ekonomi, Duta Besar RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun, menilai bahwa gelombang investasi manufaktur EV dan logistik digital dari Tiongkok mengokohkan posisi Indonesia dalam jaringan perdagangan kawasan.
Untuk memperkuat ketersediaan armada, Kargo menandatangani MoU dengan produsen EV seperti Foton, JAC, Wuling, dan VKTR yang telah melakukan lokalisasi produksi. Sementara itu, dukungan pembiayaan disediakan lembaga seperti HSBC, Indomobil Finance, dan Chailease melalui skema terstruktur guna mempermudah pengadaan EV bagi mitra logistik. Perusahaan juga menawarkan opsi sewa serta pembiayaan fleksibel untuk mempercepat transisi menuju armada rendah emisi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement