Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Memasuki 2026, Bank Mandiri menilai perekonomian Indonesia memiliki ketahanan kuat dengan risiko resesi yang sangat kecil. Penilaian tersebut didasarkan pada struktur ekonomi yang bertumpu pada konsumsi domestik, stabilitas pendapatan rumah tangga, dan momentum pemulihan aktivitas usaha.
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga masih menyumbang lebih dari separuh Produk Domestik Bruto (PDB). Porsi besar ini membuat Indonesia relatif terlindungi dari perlambatan ekonomi global yang diproyeksikan berlanjut tahun depan.
“Saya selalu mendapat pertanyaan apakah Indonesia berisiko mengalami resesi. Jawabannya: kemungkinannya sangat kecil. Konsumsi domestik kita masih kuat dan resilient,” ujar Andry, dalam Mandiri Macro and Market Brief 4Q25 Indonesia Economic Outlook di Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Baca Juga: Bank Mandiri Prediksi 2026 Tetap Penuh Ketidakpastian Global
Ia merujuk big data Bank Mandiri yang menunjukkan aktivitas belanja masyarakat tetap stabil sepanjang 2025. Stabilitas tersebut ditopang pendapatan yang berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja, seiring meningkatnya aktivitas usaha di berbagai sektor. Menurutnya, kekuatan konsumsi menjadi jangkar utama yang menjaga ketahanan ekonomi nasional.
Bank Mandiri juga melihat demografi sebagai faktor pendukung tambahan. Indonesia masih berada dalam periode bonus demografi hingga sekitar 2035, ketika jumlah penduduk usia produktif berada pada puncaknya. “Kita masih berada dalam periode bonus demografi. Ini menjadi modal penting untuk menjaga permintaan di ekonomi domestik,” kata Andry.
Selain itu, sejumlah peluang baru dinilai dapat memperkuat fondasi pertumbuhan. Proses digitalisasi, adopsi kecerdasan buatan (artificial intelligence), serta pengembangan ekonomi hijau diperkirakan menciptakan dorongan baru bagi sektor-sektor strategis. Ia menilai manufaktur, pertanian, dan sektor ekonomi berkelanjutan memiliki ruang ekspansi lebih besar seiring transformasi produktivitas.
Andry menegaskan bahwa resiliensi ini perlu dijaga melalui penciptaan lapangan kerja berkualitas, penguatan daya beli, dan percepatan efisiensi ekonomi. Kestabilan pendapatan rumah tangga disebut menjadi faktor utama yang menjaga konsumsi tetap bergerak. “Ketika rumah tangga memiliki pendapatan yang stabil, konsumsi tetap bergerak. Ini yang menjaga ekonomi kita tetap solid,” ujarnya.
Meski demikian, Bank Mandiri mengingatkan bahwa tekanan global masih dapat memengaruhi perekonomian melalui fluktuasi harga komoditas, kinerja ekspor, dan dinamika pasar keuangan. Oleh karena itu, penguatan permintaan domestik dinilai penting untuk menahan dampak risiko eksternal tersebut.
Di akhir paparannya, Andry menilai kombinasi konsumsi yang kuat, struktur demografi yang menguntungkan, dan peluang pertumbuhan baru memberi Indonesia fondasi yang solid untuk menghadapi tantangan 2026.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement