Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laporan Baru: Indonesia Berpeluang Jadi Pemimpin Dunia Panas Bumi Generasi Baru

Laporan Baru: Indonesia Berpeluang Jadi Pemimpin Dunia Panas Bumi Generasi Baru Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Project InnerSpace baru saja merilis laporan The Future of Geothermal in Indonesia yang memetakan peluang besar Indonesia untuk memperluas pemanfaatan panas bumi dari teknologi konvensional menuju sistem generasi terbaru, panas industri, dan district cooling.

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa pemanfaatan panas bumi dapat menyediakan pasokan listrik andal, energi berbiaya kompetitif untuk industri dan pusat data, serta menciptakan rantai pasok dan tenaga kerja domestik berstandar global.

Direktur Keterlibatan Global Project InnerSpace, Jackson Grimes, mengatakan energi panas bumi panas alami dari kerak bumi merupakan sumber energi melimpah yang tersebar luas. Kemajuan teknologi pengeboran dan eksplorasi kini membuat pengembangannya jauh lebih terjangkau, termasuk di wilayah yang sebelumnya dianggap tidak ideal.

"Temuan tersebut relevan dengan kondisi Indonesia yang berada di Cincin Api Pasifik dan menjadi salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia," ujar Grimes dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (4/12/2025).

Baca Juga: PGEO dan Ecolab Luncurkan Teknologi Flow2Max untuk Dorong Efisiensi dan Keberlanjutan Panas Bumi

Laporan The Future of Geothermal in Indonesia memperkirakan potensi teknis panas bumi Indonesia mencapai 2.160 gigawatt (GW), jauh lebih tinggi dari estimasi hidrotermal saat ini. Pemanfaatan penuh potensi tersebut diproyeksikan dapat memenuhi hingga 90 persen kebutuhan panas proses industri di sektor manufaktur dan mengurangi ketergantungan pada batu bara serta impor energi. Penerapannya juga dinilai dapat menciptakan lebih dari 650.000 lapangan kerja.

“Indonesia sudah menjadi pemimpin dunia dalam panas bumi hidrotermal (konvensional). Warisan panjang di sektor minyak dan gas serta panas bumi memberi Indonesia keterampilan teknis, kapasitas pengeboran, dan keahlian operasional untuk memimpin fase berikutnya yakni pendinginan berbasis panas bumi, panas industri, dan listrik dari panas bumi generasi terbaru,” ujarnya.

Menurut Grimes, pemutakhiran regulasi menjadi prasyarat penting. Dimana, berdasarkan analisis menunjukkan bahwa dengan memodernisasi regulasi panas bumi dan memperluas fokus nasional melampaui ketenagalistrikan, Indonesia dapat membuka ribuan megawatt energi rendah emisi yang andal, memperkuat daya saing industri, dan menciptakan ratusan ribu pekerjaan terampil, sekaligus meningkatkan ketahanan energi dan memperkuat penerimaan sosial melalui manfaat yang lebih jelas bagi masyarakat.

Baca Juga: Hadir di COP30, Pertamina Catat Transaksi Kredit Karbon Capai 37 Ribu Ton C02e dari PLTP dan PLTBg

Pada aspek pemanfaatan sistem generasi terbaru, Fabby Tumiwa, Chief Executive Officer (CEO) IESR, menegaskan bahwa teknologi tersebut dapat dikembangkan di mana saja selama memiliki sumber panas bumi yang memadai.

“Dengan demikian, salah satu isu utama panas bumi konvensional, seperti sering berada di kawasan lindung atau dekat permukiman sehingga dapat menimbulkan potensi dampak sosial-ekonomi dan konflik, dapat dihindarkan. Karena, energi panas bumi dapat dimanfaatkan untuk menyediakan panas atau menghasilkan listrik di lokasi yang membutuhkan, termasuk oleh masyarakat,” ujarnya.

Fabby menambahkan bahwa keahlian minyak dan gas domestik akan berperan besar dalam percepatan implementasi teknologi geotermal generasi berikutnya.

“Memanfaatkan keahlian minyak dan gas serta panas bumi yang kita miliki akan membantu mengubah potensi ini menjadi proyek nyata, dan mempercepat penurunan biaya pemanfaatan energi panas bumi,” katanya.

Baca Juga: PLN Gandeng Uni Eropa, KfW, dan SMI Kembangkan Proyek EBT di Sumatera Utara dan Jawa Timur untuk Dukung Net Zero 2060

Laporan juga menyoroti peran panas bumi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia melalui pasokan energi andal dan berbiaya kompetitif. Selain itu, panas bumi dinilai mampu meningkatkan keandalan jaringan listrik serta mendorong pengembangan kawasan industri dan wilayah regional.

Project InnerSpace merekomendasikan beberapa langkah strategis, termasuk pembaruan definisi dan kerangka perizinan panas bumi untuk memasukkan teknologi generasi terbaru, target nasional pemanfaatan panas industri berbasis panas bumi, pembentukan jalur cepat perizinan, reformasi skema royalti agar manfaat dirasakan masyarakat, serta perluasan pelatihan teknis untuk memanfaatkan keahlian sumber daya manusia di sektor minyak dan gas.

“Indonesia sudah memiliki para geosaintis, teknisi pengeboran, dan kapasitas teknis yang dibutuhkan untuk memimpin transformasi panas bumi.Dengan pembaruan kebijakan dan investasi yang tepat, Indonesia dapat mengubah cadangan panas bawah permukaan bumi yang melimpah ini menjadi kemakmuran, kemandirian dan ketahanan energi jangka panjang,” ujar Grimes.

Baca Juga: Wadahi Kolaborasi, Electricity Connect 2025 Dorong Pemanfaatan EBT Domestik untuk Kedaulatan Energi Nasional

Sebagai tindak lanjut, Project InnerSpace akan mendanai studi kelayakan di Universitas Gadjah Mada untuk mengevaluasi proyek district cooling berbasis panas bumi. Jika studi tersebut dinyatakan layak, proyek akan dilanjutkan melalui program GeoFund.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: