Kredit Foto: Pertamina
Stok bahan bakar minyak (BBM) di Aceh dan Sumatera Utara dipastikan aman selama masa tanggap darurat bencana, meski antrean masih terjadi di sejumlah SPBU. Namun, pakar manajemen Universitas Syiah Kuala (USK), Profesor Jasman J. Ma’ruf, meminta pemerintah dan operator menertibkan pola penjualan agar distribusi tidak timpang dan potensi kepanikan dapat ditekan.
Kepastian ketersediaan BBM sebelumnya disampaikan Posko Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh dan Hiswana Migas Aceh. Antrean yang mengular disebut lebih banyak dipicu ketidakstabilan pasokan listrik PLN, sehingga proses pengisian tangki hingga pelayanan di SPBU kerap tersendat. Warga pun diminta tidak melakukan panic buying.
Dalam keterangannya hari ini, Jasman menilai pembatasan penjualan BBM perlu diberlakukan untuk memastikan seluruh masyarakat mendapat akses yang sama selama masa darurat. “Dalam keadaan darurat ini penjualannya harus dibatasi agar semua masyarakat bisa mendapatkannya untuk kebutuhan mereka,” ujarnya.
Baca Juga: Akses Darat Terputus, Pertamina Patra Niaga Salurkan BBM dengan Pesawat Perintis ke Wilayah Aceh
Ia menekankan bahwa pasokan BBM tidak boleh terputus di SPBU karena dapat memicu kesan kelangkaan dan memantik kepanikan. Menurut dia, pengaturan waktu pembelian hingga pembatasan jumlah untuk setiap kendaraan menjadi langkah realistis. “Sekaligus jumlah pembelian dibatasi sesuai kebutuhan satu kendaraan. Termasuk yang memakai jerigen, dibatasi pembeliannya,” kata Jasman.
Pembatasan jerigen dinilai krusial untuk mencegah aksi spekulan yang membeli berulang demi menimbun atau menjual kembali. Meski jerigen dibutuhkan bagi warga yang mengoperasikan genset, ia menilai pengawasannya harus diperketat. “Itu yang kita khawatirkan,” ujar Jasman.
Ia juga meminta pemulihan listrik PLN dipercepat karena stabilnya pasokan listrik dapat mengurangi antrean di SPBU. “Jika listrik pulih, masyarakat kan tidak perlu antre beli minyak lagi,” katanya.
Baca Juga: Permudah Masyarakat Akses BBM, Bahlil Bebaskan Penggunaan Barcode
Dari sisi kebijakan, Direktur NEXT Indonesia Center, Herry Gunawan, menilai Pertamina sudah menjalankan perannya sebagai BUMN dalam menjamin ketersediaan BBM, termasuk di wilayah terdampak bencana. Ia merujuk amanat UU BUMN Nomor 16 Tahun 2025 yang mewajibkan penyediaan barang strategis secara berkelanjutan.
Herry menilai koordinasi lintas lembaga dan strategi mitigasi distribusi Pertamina menjadi indikator bahwa fungsi pelayanan publik dijalankan. Ia mencontohkan komitmen sejumlah SPBU di Sumatera Utara yang buka 24 jam sebagai langkah preventif mengurangi kepanikan.
Sebelumnya, Juru Bicara Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Murthalamuddin, menegaskan stok BBM di Banda Aceh tetap aman. Ia menyebut antrean terjadi karena suplai listrik PLN yang belum stabil. “Kami imbau warga tidak panik. Panic buying tidak diperlukan karena stok dijamin aman,” ujarnya pada 2 Desember 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement