Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Minyak Menguat Didukung Mandeknya Pembicaraan Damai Ukraina-Rusia

Harga Minyak Menguat Didukung Mandeknya Pembicaraan Damai Ukraina-Rusia Kredit Foto: Kementerian ESDM
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak dunia menguat pada perdagangan di Kamis (4/12). Kenaikan tersebut didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga serta mandeknya pembicaraan damai dari Rusia-Ukraina.

Dilansir dari Reuters, Jumat (5/12), Brent Crude ditutup naik 0.94% ke US$63,26. Sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 1.22% ke US$59,67.

Baca Juga: Kejar 1 Juta Bph, Produksi Minyak RI Dipatok Melesat 100 Ribu Barel Tiap Tahun

Kenaikan harga dipicu meningkatnya keyakinan pasar yakin suku bunga akan diturunkan oleh Federal Reserve (The Fed). Hal ini setelah data terbaru menunjukkan perlambatan sektor tenaga kerja dari Amerika Serikat (AS).

Pelemahan dolar negara tersebut terhadap sejumlah mata uang utama turut membuat minyak lebih murah bagi pembeli luar dari AS.

“Potensi pemangkasan suku bunga saat ini mendominasi sentimen dan mendorong harga minyak naik,” ujar Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn.

Hubungan Amerika Serikat dan Venezuela yang memanas juga ikut menopang harga, di tengah kekhawatiran penurunan pasokan minyak dari negara tersebut.

Dari Rusia dan Ukraina,  persepsi bahwa kemajuan dalam rencana perdamaian mengalami hambatan turut mendorong harga minyak. Perwakilan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dilaporkan tidak membawa terobosan berarti dalam pembicaraan dengan Kremlin. 

Adapun Badan Informasi Energi (EIA) Amerika Serikat melaporkan bahwa data menunjukkan persediaan minyak mentah naik 574.000 barel menjadi 427,5 juta barel pada pekan yang berakhir 28 November.

Baca Juga: Resmi: Produksi Minyak Nasional November 2025 Sentuh 606 Ribu Barel, Ini Target Baru Tahun 2026

Di sisi lain, Arab Saudi menetapkan harga jual resmi (OSP) Arab Light untuk pengiriman Januari ke Asia sebesar US$0,60 per barel di atas rata-rata Oman/Dubai.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: