Kredit Foto: Dok. Kemenpar
Dalam rangka mempercepat transisi menuju pariwisata hijau dan berkelanjutan, Kementerian Pariwisata bersama Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menyelenggarakan “Policy Forum on Green Tourism MSMEs” di Hotel Le Meridien, Jakarta, baru-baru ini.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana saat memimpin forum tersebut menegaskan, pergeseran menuju pariwisata hijau dan berkelanjutan bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan mendasar atau fondasi bagi masa depan pariwisata Indonesia, termasuk UMKM.
“UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional yang berkontribusi besar dalam penciptaan lapangan kerja, mata pencarian lokal, serta pelestarian budaya,” kata Menteri Pariwisata Widiyanti yang dikutip di Jakarta, Minggu (7/12/2025).
Baca Juga: Pariwisata Hijau dan Berkelanjutan Bukan Sekadar Tren
Menteri Pariwisata Widiyanti menjelaskan sektor pariwisata Indonesia sedang mengalami transformasi signifikan. Indonesia kini bergerak dari promosi destinasi berbasis atraksi menuju pendekatan berbasis nilai yang menempatkan keberlanjutan sebagai prioritas utama.
Perubahan ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2025–2029 yang menekankan pentingnya pengelolaan destinasi yang efektif, rantai pasok yang inklusif, penerapan prinsip Ekonomi Biru, Hijau dan Sirkular (BGCE), pembangunan infrastruktur hijau, penguatan kompetensi tenaga kerja, serta mekanisme pembiayaan yang ramah lingkungan.
“Dengan transisi hijau, UMKM bukan hanya tumbuh secara berkelanjutan, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja yang layak, perlindungan warisan alam, dan penguatan posisi Indonesia sebagai pemimpin pariwisata bertanggung jawab,” katanya
Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste, Simrin Singh, menyampaikan ILO bersama badan-badan PBB lainnya bangga mendukung Pemerintah Indonesia dalam memperluas pariwisata hijau melalui inovasi dan kemitraan lintas-sektor. Simrin menambahkan kerja sama ini tidak hanya berfokus pada penerapan praktik ramah lingkungan, tetapi juga memperkuat ketangguhan, inklusivitas dan daya saing sektor pariwisata Indonesia ke depan.
“Pariwisata hijau merupakan pendorong kuat pembangunan berkelanjutan dan penciptaan pekerjaan layak di seluruh ekosistem pariwisata. Dampaknya melampaui batas sektor, mulai dari perlindungan keanekaragaman hayati, pelestarian warisan budaya, hingga kontribusi terhadap aksi global mitigasi perubahan iklim,” ujar Simrin.
Baca Juga: Sinergi Kunci Kembangkan Pariwisata Berkelanjutan
Sejak 2023, Kemenpar dan ILO telah bekerja sama dalam program Kemitraan Aksi untuk Ekonomi Hijau (PAGE) yang diinisiasi kemitraan global PBB. Fokus utama kolaborasi ini adalah mendukung UMKM agar mampu menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Melalui program ini, kedua lembaga telah menyelenggarakan Forum Pekerjaan Hijau untuk membahas pengembangan pariwisata terutama di kawasan kaya keanekaragaman hayati, serta menyelenggarakan pelatihan intensif untuk penguatan kapasitas SDM lokal melalui pelatihan bagi pelatih (ToT) dan pelatihan langsung bagi UMKM.
Hingga saat ini, program tersebut telah menghasilkan 19 pelatih tersertifikasi dan modul komprehensif yang mencakup kewirausahaan, literasi keuangan dan pariwisata hijau. Sebagai tahap awal, empat proyek percontohan telah dilaksanakan di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sumatra Utara dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Inisiatif ini memberikan dampak langsung kepada 172 UMKM pariwisata.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement