Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Minyak Menguat, Rapat The Fed dan Ketegangan Geopolitik Jadi Sorotan Utama

Harga Minyak Menguat, Rapat The Fed dan Ketegangan Geopolitik Jadi Sorotan Utama Kredit Foto: SKK Migas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak menguat pada perdagangan di Jumat (5/12). Hal ini terjadi karena meningkatnya ekspektasi pem,angkasan suku bunga serta berkembangnya ketidakpastian geopolitik yang dapat membatasi pasokan dari Rusia dan Venezuela.

Dilansir dari Reuters, Senin (8/12), Brent Crude naik 0.8% menjadi US$63,75. Sementara West Texas Intermediate (WTI) bertambah 0.7% menjadi US$60,08.

Baca Juga: Kejar 1 Juta Bph, Produksi Minyak RI Dipatok Melesat 100 Ribu Barel Tiap Tahun

Kenaikan terjadi setelah investor mencerna laporan inflasi dan menilai ulang peluang penurunan suku bunga pada pertemuan 9–10 Desember di Amerika Serikat (AS). Data ekonomi terbaru menunjukkan indikasi  perlambatan momentum ekonomi saat pasar tenaga kerja yang lesu dan meningkatnya biaya hidup.

Selain kebijakan moneter, pasar juga menyoroti perkembangan geopolitik dari Rusia dan Venezuela. Washinton dan Moskow gagal mencapai terobosan terkait perang di Ukraina.

“Kurangnya kemajuan dalam pembicaraan damai memberikan sentimen bullish, namun produksi yang tetap kuat memberi tekanan bearish. Dua kekuatan berlawanan ini membuat perdagangan tampak tenang,” ujar Analis Pasar Minyak PVM, Tamas Vargas.

G7 dan Uni Eropa tengah membahas rencana mengganti batas harga ekspor minyak dari Rusia. Hal itu dilakukan dengan larangan penuh layanan maritim sebagai upaya menekan pendapatan minyak yang digunakan untuk membiayai perang di Ukraina. Setiap kesepakatan yang berpotensi melonggarkan sanksi dapat menambah pasokan minyak ke pasar global.

Pasar juga bersiap menghadapi potensi aksi militer  ke Venezuela. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali menegaskan rencana mengambil tindakan terhadap jaringan narkotika negara tersebut dalam waktu dekat.

Baca Juga: Resmi: Produksi Minyak Nasional November 2025 Sentuh 606 Ribu Barel, Ini Target Baru Tahun 2026

Menurut Rystad Energy, langkah tersebut dapat mengancam produksi minyak dari negara tersebut sebesar 1,1 juta barel/hari.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: