Kredit Foto: Jenama Outfitm
Identitas lokal dinilai menjadi kekuatan ekonomi baru yang meningkatkan daya saing brand Indonesia menjelang 2026. Hal tersebut terungkap dalam Populix Industry Outlook 2026: Winning in a Market that Won’t Wait di Jakarta, yang menunjukkan mayoritas konsumen menempatkan jati diri lokal sebagai faktor penting dalam penilaian brand, terutama ketika perusahaan berekspansi ke pasar global.
Berdasarkan survei Populix, 98% konsumen Indonesia merasa bangga ketika brand lokal berhasil masuk pasar internasional. Lebih dari 90% responden juga menilai penting bagi brand untuk membawa identitas lokal dalam ekspansi global. Kualitas produk yang semakin kompetitif, harga bersaing, peningkatan reputasi, dan karakter lokal disebut sebagai faktor yang membentuk persepsi positif tersebut.
Head of Brand & Communications Kenangan Brands, Aryo Ardiarso Wibisono, menuturkan identitas lokal menjadi pembeda penting dalam ekspansi usaha. “Indonesia kini berada di posisi keempat produsen dan eksportir kopi terbesar dunia, dan kami ingin menjadi bagian dari perjalanan membawa kopi Indonesia ke panggung global. Oleh karena itu, saat ekspansi ke negara-negara tetangga, kami bangga memperkenalkan diri sebagai brand asal Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga: Indodana Finance Dorong Pengembangan Literasi Keuangan Gen Z di Era Digital
Aryo menekankan bahwa pengalaman konsumen menjadi saluran utama dalam memperkenalkan kultur Indonesia. “Salah satu hal yang membedakan kami adalah kehangatan dan kultur Indonesia yang kami hadirkan melalui customer experience, karena menurut kami, being authentic dan membangun kedekatan emosional adalah kunci diferensiasi brand,” katanya.
Populix juga mencatat identitas lokal semakin relevan di kalangan Gen MZ, yang dipengaruhi budaya pop dan komunitas. Konsumen muda disebut menempatkan autentisitas sebagai elemen utama dalam menentukan preferensi brand.
Baca Juga: Menteri UMKM Dorong Produk Kosmetik Lokal Kuasai Pasar Domestik dan Go Global
Pada kesempatan yang sama, CEO infipop dan Inisiator Minutes of Manager, Irfan Prabowo, mengingatkan bahwa transparansi akan menjadi kebutuhan strategis bagi brand pada 2026. “Tahun 2026 akan menjadi tahun ‘the harsh truth’, dan brand yang bertahan adalah mereka yang transparan, terbuka, dan berani melibatkan Gen Z dalam membangun brand, meski belum sempurna,” ujarnya.
Temuan Populix menegaskan bahwa identitas lokal tidak hanya berfungsi sebagai aspek budaya, melainkan sebagai instrumen daya saing. Penerapan autentisitas, kedekatan emosional, dan representasi nilai asli Indonesia dinilai menjadi fondasi yang relevan bagi perusahaan untuk menghadapi kompetisi 2026, baik di pasar domestik maupun internasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement