Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Minyak Melemah Dipengaruhi Pembicaraan Damai Ukraina-Rusia

Harga Minyak Melemah Dipengaruhi Pembicaraan Damai Ukraina-Rusia Kredit Foto: PT Kilang Pertamina Internasional
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak melemah pada perdagangan di Selasa (9/12). Investor memantau perkembangan pembicaraan damai untuk mengakhiri perang dari Rusia-Ukraina. Hal itu menyusul kecemasan mengenai pasokan yang melimpah di 2026.

Dilansir dari Reuters, Rabu (10/12), Harga Brent ditutup turun 0,88% menjadi US$61,94. Sementara West Texas Intermediate (WTI) melemah 1,07% ke US$58,25.

Baca Juga: Kabar Duka, VP Sekretaris SKK Migas Tutup Usia

Ukraina berencana menyampaikan rancangan rencana perdamaian yang telah direvisi kepada Amerika Serikat (AS). Presiden Volodymyr Zelenskiy sebelumnya juga telah mengadakan pertemuan dengan para pemimpin dari Prancis, Jerman, dan Inggris.

Kesepakatan damai berpotensi mencabut sanksi internasional terhadap Rusia. Hal tersebut dapat membuka kembali pasokan minyak yang selama ini terhambat.

“Banyak pihak di pasar merasa mereka tidak serius dengan perjanjian damai dan hanya ingin membeli waktu,” kata Presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow.

Di Kyiv, listrik padam bagi sekitar setengah penduduk setelah serangan terbaru terhadap infrastruktur energi dari Ukraina.

Adapun Grup Tujuh dan Uni Eropa tengah membahas rencana mengganti mekanisme batas harga minyak dari Rusia. Hal itu akan diganti dengan larangan penuh atas layanan maritim terkait.

Pasar juga menantikan laporan terbaru International Energy Agency (IEA). Ia diperkirakan memberikan gambaran mengenai prospek pasokan global.

Di sisi kebijakan moneter, fokus investor tertuju pada keputusan dari Federal Reserve (The Fed). Investor memperkirakan peluang terjadinya pemangkasan suku bunga sebesar dua puluh lima basis poin sebesar 87%.

Baca Juga: Menteri ESDM Ungkap 300+ Wilayah Kerja Migas Mangkrak Pasca-POD

Penurunan suku bunga biasanya menjadi katalis positif untuk permintaan minyak karena menurunkan biaya pinjaman, meski sejumlah analis masih berhati-hati menilai seberapa besar dampaknya terhadap harga dalam jangka pendek.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: