Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AdaKami Tegaskan Pentingnya Akses Keuangan Digital yang Aman dan Inklusif di Bulan Fintech Nasional

AdaKami Tegaskan Pentingnya Akses Keuangan Digital yang Aman dan Inklusif di Bulan Fintech Nasional Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bernardino Moningka Vega, Direktur Utama AdaKami, menegaskan bahwa perkembangan industri pinjaman daring (pindar) merupakan momentum bagi perusahaan. Hal ini bertujuan untuk memperkuat akses layanan keuangan digital yang bertanggung jawab, aman, dan inklusif. Pernyataan ini disampaikannya dalam paparan di Bulan Fintech Nasional Festival, yang diselenggarakan AFTECH di Jakarta pada 11 Desember 2025.

Pada September 2025, industri pinjaman daring (pindar) mencatatkan pertumbuhan penyaluran dana tahunan sebesar 22,16\%, mencapai total Rp90,99 triliun. Angka pertumbuhan ini menunjukkan bahwa layanan pindar semakin menjangkau populasi yang lebih luas dan diandalkan sebagai alternatif utama di luar sistem perbankan konvensional.

Bernardino, dalam paparannya, menggarisbawahi pentingnya peran fintech lending dalam meningkatkan akses kredit inklusif. Ia juga menyebutkan bahwa AdaKami berencana memperkuat teknologi dan tata kelola internalnya. Hal ini ditujukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi melalui penyaluran pendanaan yang bertanggung jawab.

Baca Juga: Survei Segara Ungkap Mayoritas Peminjam Pindar Utamakan Kecepatan dan Kemudahan, Bukan Suku Bunga

Fintech lending hadir untuk menjembatani kebutuhan akses keuangan masyarakat secara lebih cepat, aman, dan terukur. Di AdaKami, visi kami adalah menjadi perusahaan fintech lending dengan teknologi terdepan di Indonesia, sehingga kami dapat mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pendanaan yang bertanggung jawab,” ujarnya. 

Ia juga menekankan bahwa keberlanjutan industri hanya dapat dicapai melalui kolaborasi multidimensi yang memadukan data, manajemen risiko, dan integrasi teknologi. Kolaborasi ini menjadi kunci dalam menjaga kesehatan portofolio, memitigasi risiko, sekaligus memperluas jangkauan kredit yang layak dan inklusif bagi masyarakat.

Dalam sesi panel tersebut, Bernardino menyampaikan empat pilar utama yang harus diperkuat bersama oleh industri dan regulator untuk membangun model kredit yang berkelanjutan:

1. Berbagi Data sebagai Fondasi Utama

Kolaborasi data antara platform pindar, biro kredit, dan penyedia data alternatif memungkinkan terciptanya riwayat kredit yang lebih kaya dan akurat. Melalui integrasi data biro kredit dengan data-data innovative credit scoring, pertukaran data dapat dilakukan secara bertanggung jawab untuk meningkatkan ketepatan underwriting dan menekan potensi gagal bayar. Selain itu, penggunaan intelijen penipuan bersama dan data perilaku yang dianonimkan membantu memperkuat keamanan ekosistem.

2. Skoring Interoperable dan Standardisasi Penilaian Risiko

Adopsi kerangka skoring yang interoperable akan menghasilkan penilaian risiko yang konsisten antar lembaga. Hal ini membantu mengurangi kesalahan dalam penetapan harga, meningkatkan kepercayaan antar pelaku industri, serta membuka peluang pertumbuhan yang lebih stabil dan berkelanjutan.

3. Jaminan Kredit dan Skema Berbagi Risiko yang Terarah

Skema penjaminan atau risk-sharing membantu menutup kerugian tak terduga khususnya pada segmen dengan risiko tinggi atau kelompok yang belum terlayani sistem keuangan formal. Dengan skema ini, pemberi pinjaman dapat memperluas akses kredit secara bijak tanpa mengorbankan kualitas portofolio.

Baca Juga: AFTECH Perluas Literasi Fintech dan Keuangan Digital untuk Generasi Muda di Bangka Belitung

4. Platform Kolaborasi Terintegrasi

Ketiga pilar di atas dapat dioptimalkan melalui platform kolaboratif yang aman dan teregulasi. Ekosistem terintegrasi ini menciptakan simbiosis yang saling memperkuat, di mana lender dapat tumbuh, borrower memperoleh akses yang adil, dan risiko dapat dikelola secara kolektif.

Menutup paparannya, Bernardino menegaskan komitmen AdaKami untuk terus berinovasi dan memperkuat sinergi dengan regulator, industri, serta pemangku kepentingan lain.

“Akselerasi keuangan digital harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan kolaborasi. Dengan teknologi yang tepat dan tata kelola risiko yang kuat, kita bisa memastikan pertumbuhan fintech lending yang inklusif dan berkelanjutan,” tutup Bernardino.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: