Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Purbaya Bakal Investasi Rp45 miliar untuk Kembangkan Trade AI Bea Cukai

Purbaya Bakal Investasi Rp45 miliar untuk Kembangkan Trade AI Bea Cukai Kredit Foto: Istihanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) tengah mengembangkan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) bernama Trade AI untuk memperkuat pengawasan kepabeanan dan perdagangan internasional.

Purbaya mengatakan dalam mengembangkan sistem informasi dan teknologi (Information and Technology/IT) DJBC membutuhkan investasi senilai Rp45 miliar. 

“Untuk mengembangkan lebih dalam lagi, supaya lebih canggih di Indonesia, kita berpikir kan kita perlu investasi sekitar 45 miliar rupiah lagi untuk mengembangkan sistem IT-nya,” kata Purbaya dalam Konferensi Pers di Pelabuhan Tanjung Priok, dikutip Sabtu (13/12/2025). 

Selain itu, penggunaan alat pemindai peti kemas atau X-Ray yang telah dilengkapi fitur radiation portal monitor (RPM). DJBC juga tengah mengembangkan dua inovasi digital internal lainnya, yakni Self Service Report Mobile (SSR-Mobile) dan Trade AI.

Trade AI dirancang untuk meningkatkan ketepatan analisis impor sekaligus menjadi alat pendeteksi dini terhadap berbagai praktik ilegal, seperti underinvoicing, overinvoicing, hingga potensi pencucian uang berbasis perdagangan. Sistem ini memiliki kemampuan analisis nilai pabean, klasifikasi barang, serta verifikasi dokumen.

Baca Juga: Dolar Hasil DHE SDA Hanya Boleh Parkir di Himbara Mulai 2026, Ini Kata Purbaya

Seluruh fungsi Trade AI nantinya akan terintegrasi dengan sistem kepabeanan CEISA 4.0, sehingga diharapkan dapat memperkuat koordinasi dan kualitas pengambilan keputusan di berbagai lini pengawasan Bea dan Cukai.

Purbaya menegaskan, pengembangan Trade AI dilakukan secara internal oleh DJBC. Menurutnya, hingga saat ini belum diperlukan investasi besar karena pengembangan memanfaatkan sumber daya yang sudah ada, baik dari sisi perangkat keras maupun perangkat lunak. Biaya utama yang dikeluarkan lebih banyak terkait dengan sumber daya manusia.

“Trade AI itu software-nya dikembangkan secara internal. Jadi gak ada investasi yang terlalu besar sampai sekarang. Kita pakai sumber yang ada mulai dari hardware hingga software yang ada, paling saya bayar gaji pegawai,” tutur Purbaya.

Purbaya juga mengungkapkan hasil awal pemanfaatan teknologi pemindai peti kemas. DJBC telah memeriksa 145 Pemberitahuan Impor Barang (PIB) menggunakan alat tersebut. Dari hasil pemeriksaan lanjutan di lapangan, negara berhasil memperoleh tambahan penerimaan sebesar Rp1,2 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: