Danantara Ancang-Ancang Restrukturisasi BUMN Usai Temuan 50% Entitas Tak Sehat
Kredit Foto: Ist
PT Danantara mulai menjalankan restrukturisasi besar-besaran terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyusul temuan bahwa lebih dari separuh entitas BUMN saat ini berkinerja negatif. Langkah tersebut dilakukan untuk memperbaiki fundamental bisnis, meningkatkan efisiensi, serta menekan risiko fiskal yang berpotensi membebani negara.
Senior Director Business Performances & Asset Optimization PT Danantara, Bhimo Aryanto, menyampaikan bahwa dari total entitas BUMN yang dikelola, sekitar 50–52% masih menunjukkan kinerja keuangan yang tidak sehat. Kondisi tersebut dinilai tidak berkelanjutan dan memerlukan penanganan struktural, bukan sekadar perbaikan jangka pendek.
Baca Juga: Danantara dan BP BUMN Himpun Dana Rp72 Miliar untuk Pemulihan Bencana Sumatra
“Lebih dari separuh aktivitas BUMN saat ini berkinerja negatif. Ini adalah pekerjaan rumah besar yang harus diselesaikan secara sistematis agar BUMN bisa kembali menciptakan nilai bagi negara,” ujar Bhimo dalam paparannya di forum bertajuk Public and Business Leader Forum: 2026 Outlook & Challenges, Sabtu (13/12/2025).
Danantara saat ini mengelola ratusan entitas usaha yang tersebar di berbagai sektor strategis, mulai dari energi, telekomunikasi, pertanian, hingga industri pengolahan. Bhimo menjelaskan, kompleksitas tersebut menuntut pendekatan konsolidasi dan restrukturisasi menyeluruh, termasuk penggabungan usaha dan penataan ulang model bisnis agar lebih efisien dan kompetitif.
Ia menegaskan bahwa restrukturisasi tidak selalu berarti likuidasi. Menurutnya, banyak entitas yang masih memiliki potensi untuk tumbuh apabila dilakukan perbaikan tata kelola, penyederhanaan struktur, serta penguatan proses bisnis. Danantara menargetkan penyusutan jumlah entitas usaha secara bertahap melalui konsolidasi, tanpa mengorbankan keberlanjutan bisnis dan fungsi strategis negara.
Dalam proses tersebut, Danantara juga memperketat standar tata kelola dan akuntabilitas, termasuk memastikan konsistensi audit keuangan. Bhimo menekankan bahwa ketidakjelasan laporan keuangan dan lemahnya proses audit tidak lagi dapat ditoleransi, mengingat pentingnya transparansi dalam menjaga kredibilitas BUMN.
Restrukturisasi ini merupakan bagian dari upaya Danantara untuk memperkuat kinerja BUMN agar lebih adaptif terhadap dinamika ekonomi global dan mampu berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional. Melalui konsolidasi dan penataan ulang aset, Danantara menargetkan terciptanya struktur BUMN yang lebih ramping, efisien, dan berdaya saing.
Baca Juga: BEI Siap Kawal Rencana Merger BUMN di Tengah Konsolidasi Danantara
Langkah tersebut diharapkan dapat mengurangi beban keuangan negara sekaligus meningkatkan nilai ekonomi BUMN dalam jangka menengah dan panjang, sejalan dengan agenda reformasi pengelolaan perusahaan negara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement