Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tertekan Bubble Akal Imitasi, Harga Bitcoin Coba Bertahan di US$89.000

Tertekan Bubble Akal Imitasi, Harga Bitcoin Coba Bertahan di US$89.000 Kredit Foto: Unsplash/Kanchanara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga bitcoin diperdagangkan dengan volatilitas tinggi pada Minggu (14/12). Hal ini terjadi seiring meningkatnya tekanan pada saham-saham berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) akibat kekhawatiran baru akan potensi gelembung dalam sektor terkait.

Dilansir dariĀ Coinmarketcap, harga bitcoin tercatat bergerak dalam level rata-rata US$89.000. Kekhawatiran investor meningkat bahwa tema akal imitasi yang sempat menjadi pendorong utama reli pasar sepanjang tahun ini mulai kehilangan momentum.

Baca Juga: Waduh, Perusahaan Treasury Bitcoin Ini Jual 579 BTC

Hal tersebut menambah tekanan dalam pasar keuangan yang sudah muncul sejak pernyataan soal arah kebijakan moneter dari Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell.

Powell baru-baru ini mengisyaratkan kemungkinan jeda pemangkasan suku bunga pada Januari. Seiring dengan itu, pasar kini hanya memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga pada tahun depan, turun dari ekspektasi sebelumnya sebanyak tiga kali.

Namun Presiden Federal Reserve, Chicago Austan Goolsbee justru memperkirakan jumlah pemangkasan pada tahun depan akan lebih banyak dibandingkan proyeksi median saat ini.

Sejumlah pejabat bank sentral lainnya dijadwalkan menyampaikan opini mereka terkait dengan arah kebijakan moneter menyusul berakhirnya masa blackout bank sentral setelah pertemuannya di Desember. Investor akan mencermati pernyataan tersebut untuk mencari petunjuk apakah para pejabat bank sentral sejalan dengan pandangan dari Powell.

Baca Juga: Tak Lagi Risk-off, Siklus Empat Tahunan Bitcoin Mulai Terganggu

Volatilitas bitcoin mencerminkan sensitivitas aset kripto terhadap perubahan sentimen global, khususnya terkait kebijakan moneter dan pergeseran minat investor terhadap aset berisiko di Amerika Serikat (AS).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: