Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wall Street Melemah, Ditekan Kekhawatiran Investasi AI

Wall Street Melemah, Ditekan Kekhawatiran Investasi AI Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wall Street Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan di Rabu (17/12). Hal ini terjadi seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap perdagangan saham berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang membebani sektor teknologi.

Dilansir dari Reuters, Kamis (18/12), Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,47% ke 47.885,97. Indeks S&P 500 merosot 1,16% ke 6.721,43, sementara Nasdaq Composite anjlok 1,81% ke 22.693,32.

Baca Juga: Bursa Eropa Flat, Saham Tambang Naik Berkat Meroketnya Perak

Tekanan dalam sektor teknologi antara lain dipicu oleh penurunan saham dari Oracle. Saham perusahaan tersebut melemah setelah laporan menyebutkan bahwa fasilitas pusat data terbarunya tidak akan mendapatkan dukungan dari US$10 miliar dari Blue Owl Capital.

Saham Amazon.com juga turun setelah muncul laporan bahwa perusahaan tersebut tengah berunding untuk berinvestasi sekitar US$10 miliar di OpenAI.

Kekhawatiran pasar meningkat bahwa perusahaan teknologi secara luas menambah utang untuk mendanai pengembangan akal imitas, sehingga menekan selera risiko investor.

“Ada kecemasan yang terus mengemuka terkait perdagangan dari AI. Pendorong utamanya adalah besarnya belanja modal dan sifat sirkular dari sebagian pengeluaran tersebut,” ujar Ahli Strategi Investasi Baird Private Wealth Management, Ross Mayfield.

“Pertanyaan yang lebih besar menjelang tahun baru adalah soal keberlanjutan dan imbal hasil dari seluruh belanja ini,” tambahnya.

Warner Bros Discovery menolak tawaran akuisisi bermusuhan senilai US$108,4 miliar dari Paramount Skydance. Mereka memilih mempertimbangkan tawaran mengikat dari Netflix.

Saham sektor energi justru menguat seiring kenaikan harga minyak dunia. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memerintahkan pemberlakuan “blokade” terhadap seluruh kapal tanker minyak tersanksi dari Venezuela.

Pernyataan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Christopher Waller memberikan sedikit sentimen positif. Ia menyebut bank sentral masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga di tengah pelemahan pasar tenaga kerja.

Baca Juga: Asing Net Buy Meski IHSG Terkoreksi, Saham-saham Ini Jadi Pilihan

Pelaku pasar selanjutnya menantikan rilis data inflasi konsumen, yang diperkirakan akan menjadi indikator penting bagi arah kebijakan moneter dari The Fed.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: