WE Online, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) telah merevisi harga dan jumlah saham yang diterbitkan dalam rangka penawaran saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue.
Awalnya, perseroan berencana menerbitkan sebanyak 1,81 miliar saham baru ke publik atau 50,2 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PUT. Namun, berdasarkan prospektus yang baru dirilis, perseroan mengubahnya menjadi sekitar 1,75 miliar saham baru yang akan diterbitkan atau 49,4 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah PUT I dengan nominal Rp 100 setiap saham.
Harga penawaran pun telah ditetapkan. Sebelumnya perseron berencana menawarkan harga berkisar antara Rp 1.510-2.400 per saham. Saat ini, perseroan menawarkan harga Rp 1.560 per saham.
Nah dengan begitu, perseroan diperkirakan akan mengantongi dana segar mencapai sebesar Rp 2,7 triliun dari hasil right issue.
Dalam prospektus juga dijelaskan bahwa setiap pemegang 1.250 saham lama yang namanya tercatat pada tanggal 5 Oktober 2015 pukul 16.00 WIB berhak memperoleh 1.221 HMETD, dimana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 Saham Baru dengan Harga Pelaksanaan Rp 1.560 setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD.
Jumlah HMETD yang menjadi hak Pemerintah Republik Indonesia sebanyak 897.366.624. Rencananya Pemerintah RI akan mengambil right issue ADHI melalui Penanaman Modal Negara (PNM) sebesar Rp 1,39 triliun.
Jika Saham Baru ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa Saham Baru yang belum dilaksanakan, maka sesuai Perjanjian Pembelian Sisa Saham, seluruh sisa Saham Baru yang tersisa tersebut akan diserap oleh Pembeli Siaga.
Dalam hal ini, PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas akan bertindak sebagai Pembeli Siaga. Dengan porsi masing-masing sebanyak-banyaknya sebesar 287.387.584 saham, dengan jumlah dana yang disiapkan masing-masing sebanyak-banyaknya sebesar Rp 448,32 miliar.
Nantinya, pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli Saham Baru yang ditawarkan dalam PUT I ini sesuai dengan HMETD-nya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham atau dilusi atas kepemilikan sahamnya di Perseroan sampai dengan 49,4 persen.
Seluruh dana hasil HMETD ini rencananya akan digunakan untuk proyek transportasi masal berbasis rel kereta beserta stasiun dan properti pendukungnya. Hal ini untuk mendukung keinginan pemerintah dalam menyediakan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit Terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. Pembangunan proyek LRT beserta properti pendukungnya yang akan di bangun dengan konsep transit oriented develoment akan dilakukan secara bertahap dengan jumlah total kebutuhan dana untuk tahap awal proyek tersebut adalah sekitar Rp 9,9 triliun yang akan dibiayai Perseroan dari dana hasil PUT I ini dan pinjaman perbankan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Achmad Fauzi
Tag Terkait:
Advertisement