WE Online, Medan - Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Perwakilan Daerah (KPD) Medan segera melayangkan undangan kepada perusahaan penggemukan sapi (feedloater) yang ada di Sumatera Utara (Sumut) guna mengusut dugaan kartel daging di daerah ini.
Ketua KPPU KPD Medan Abdul Hakim Pasaribu menyebutkan pihaknya telah melakukan diskusi dengan Dinas Peternakan dalam rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Dinas Peternakan Sumut telah memberikan data. Ia memastikan pihaknya akan mengundang feedloater untuk melihat pergerakan pasokan sapi impor ke rumah potong hewan (RPH).
"Guna mendalami penyebab harga daging sapi yang tidak turun pasca-hari besar natal dan tahun baru, kami akan mengundang perusahaan feedloater. Sekarang tim sedang menyusun jadwal dan membuat undangan ke pada para pihak terkait," katanya di Medan, Rabu (20/1/2016).
Selain itu, pihaknya juga akan memetakan potensi sapi lokal Sumut, rantai distribusinya, serta harga jual sapi lokal.
"Terkait hal itu, kami akan ke sentra peternakan sapi di wilayah Sumut dan berkoordinasi dengan Dinas Peternakan kabupaten terkait. Jadi, semua kegiatan tersebut merupakan langkah awal untuk memetakan distribusi baik sapi lokal maupun sapi impor dengan melakukan koordinasi di antara peternak dan perusahaan impor sapi," ujarnya.
Hal ini, paparnya, untuk melihat apakah dugaan kartel yang terjadi di Jabodetabek terkait sapi impor juga terjadi di Sumut. Tim akan secepatnya menyusun jadwal dan diharapkan dalam dua minggu ini sudah berjalan. Bahkan sebelumnya, pihaknya sudah melakukan pengusutan dan pendalaman terhadap adanya dugaan kartel daging tersebut dengan melihat adanya kenaikan harga daging sapi yang cenderung bertahan di atas harga Rp105.000 per kilogram.
Disebutkan, KPPU masih meneliti apakah harga ini disebabkan pasokan yang berkurang atau memang harga di tingkat feedloater yang naik karena kalau dilihat dari siklus ekonomi sudah tidak ada hari raya atau hari besar di mana biasanya pada momen tersebut konsumsi daging sapi meningkat.
"Tapi, kenapa harga daging sapi tetap bertahan di atas Rp105.000 per kilogram? Apakah ada penahanan stok atau perilaku kartel? Itu sekarang menjadi penelitian awal dan kami sedang menyusun rencana untuk melakukan pemanggilan kepada pihak-pihak terkait untuk mengumpulkan keterangan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement