WE Online, Jakarta - Sebagai salah satu negara yang memproduksi otomotif, posisi Indonesia masih berada di belakang negara tetangga Thailand.
Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengatakan Thailand itu dalam proses perjalanan true localization. Adapun, true localization mengandung dua definisi. Pertama, merakit barang tanpa melihat asal barang yang dirakit. Kedua, merakit dengan menggunakan bahan baku dari negara tersebut.
"Sekarang kita menuju itu. Thailand sudah di level itu, tapi belum komplet. Menurut saya, tidak lama lagi Indonesia bisa melewati Thailand," katanya kepada Warta Ekonomi di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dari sisi kontribusi otomotif antara Thailand dengan Indonesia juga berbeda. Kontribusi otomotif di Thailand terhadap produk domestik bruto (PDB) sekitar 10%. Adapun, kontribusi otomotif di Indonesia masih sekitar 8,2% terhadap PDB.
Apakah mungkin memperbesar porsi kontribusi sektor otomotif terhadap PDB? Tidaklah mustahil mencapai kontribusi yang lebih besar. Namun, komitmen semua stakeholder yang terlibat dalam industri ini harus kuat, baik pelaku industri maupun pemerintah. Masing-masing memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pada masing-masing lingkungannya dan yang perlu disinergikan antar-stakeholder.
Paling tidak ada tiga fase pengembangan industri di Indonesia agar memiliki daya saing yang tinggi. Pertama, industry attraction phase. Dalam fase ini yang dilakukan adalah menarik industri dari negara lain dan mengubah pola dari penggunaan produk impor ke produksi domestik. Pemerintah memiliki peran memberikan insentif kepada para investor yang masuk dan mengembangkan iklim untuk produksi.
Fase kedua adalah industry development phase. Indonesia masuk dalam fase ini. Dalam fase ini peningkatan daya saing menjadi kuncinya untuk naik ke level berikutnya. Produktivitas harus meningkat dan biaya harus berdaya saing untuk masuk ke tingkat internasional. Pemerintah memiliki peran untuk mendukung peningkatan produktivitas dengan mendorong pengembangan SDM dan melakukan transfer pengetahuan. Namun di sisi lain, pemerintah harus perlahan mengurangi perannya hingga pada saatnya industri berjalan sesuai dengan hukum pasar.
Fase ketiga adalah free trade phase. Fase yang telah membuka diri untuk bersaing secara terbuka dengan pasar internasional.
Mengingat posisi Indonesia tersebut, hanya ada pilihan bagi Indonesia yakni terus maju. Pasar bebas akan menjadi keniscayaan. Oleh karena itu, Indonesia harus mempersiapkan industri yang berdaya saing tinggi. Dalam industri otomotif, SDM adalah salah satu kunci untuk mencapai produktivitas yang tinggi, terlepas faktor lain seperti infrastruktur dan lingkungan bisnis yang mendukung.
TMMIN misalnya berbagai kegiatan untuk meningkatkan kualitas SDM. Antara lain Toyota Learning Center dan Toyota Indonesia Academy. Warih menandaskan bahwa Indonesia harus mampu mengembangkan aktivitas untuk meningkatkan keahlian SDM nya. Inilah yang harus menjadi identitas di Indonesia. Ia mencontohkan otomatisasi dalam pabrik tidak harus mahal. Otomatisasi dapat dimulai dengan yang simpel.
"Kalau otomation yang mahal semua orang bisa," kata Warih.
Daya saing negara ini di tangan semua pihak. Memulai mengerjakan pekerjaan rumah di masing-masing stakeholder menjadi solusi komprehensif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Arif Hatta
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement