Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Carmudi: Makin Canggih Teknologi, Minat Memiliki Mobil Baru Bisa Menurun

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Perkembangan teknologi ternyata mampu mengubah persepsi dan cara pandang masyarakat terhadap produk otomotif. Berdasarkan studi yang dilakukan Toyota baru-baru ini ditemukan fakta bahwa terjadi perubahan cara pandang masyarakat terhadap pentingnya memiliki mobil. Generasi milenial atau yang biasa dikenal dengan generasi Y, generasi yang lahir pada tahun 1980 hingga akhir 1990 an, menganggap memiliki mobil bukan suatu hal yang dianggap keharusan. Generasi ini menganggap mobil tidak lagi menjadi ukuran kesuksesan seseorang. Tentu saja ini berbeda dengan pandangan generasi yang lebih tua yang menganggap memiliki mobil merupakan impian dan ukuran kemapanan seseorang.

Carmudi Indonesia menganalisa lebih lanjut tren ini dan mencari tahu mengapa hal di atas dapat terjadi. Lebih lanjut, dalam studi yang Toyota lakukan, generasi milenial yang saat ini berkisar di usia 20-34 tahun menginginkan sesuatu yang lebih praktis dan ekonomis. Membeli mobil dipandang sebagai beban oleh generasi ini, karena mereka menganggap harus menganggarkan sejumlah dana tertentu untuk servis rutin, membeli bahan bakar, dan lain sebagainya. “Sebagian dari kami masih ingin memiliki mobil, tapi cara pandang kami terhadap kepemilikan mobil telah berubah dan lebih rasional. Kami melihat mobil dari sisi kepraktisan dan kegunaannya”, jelas Brandon salah seorang mahasiswa manajemen yang berusia 18 tahun dalam pers rilis yang diterima Redaksi Warta Ekonomi di Jakarta, Selasa (1/3/2016).

Generasi ini tidak terlalu mempermasalahkan bila pun harus membeli mobil bekas. “Tidak masalah membeli mobil bekas sejauh mobil tersebut dapat diandalkan dan tahan lama. Mobil bekas  memberikan banyak pilihan dengan harga yang lebih terjangkau. Membeli mobil bekas saat ini pun lebih praktis dengan hadirnya berbagai situs jual beli kendaraan seperti Carmudi.”, tambahnya kemudian.

Perubahan pandangan terhadap kepemilikan mobil ini ternyata juga disebabkan karena perkembangan tren berkomuter yang saat ini marak. Studi Toyota menemukan fakta bahwa generasi milenial ini sangat bergantung dengan armada transportasi berbasis aplikasi seperti Uber dan Grab. Memiliki mobil tidak dipandang sebagai keperluan mendesak, bila mereka perlu bertransportasi dengan mobil, layanan tersebut tersedia di transportasi berbasis aplikasi.

Pabrikan mobil saat ini dihadapkan dengan tantangan baru menjawab kebutuhan masyarakat yang sarat bersentuhan dengan teknologi dalam kehidupan keseharian mereka. Generasi milenial di negara berkembang saat ini memiliki karakteristik, yaitu cukup banyak yang masih hidup dengan orangtua, memiliki cicilan konsumtif, menikah di usia lebih lanjut, memiliki karir yang cukup cemerlang, dan melek dengan teknologi. Pabrikan mobil harus mampu menjawab kebutuhan masyarakat milenial tersebut disesuaikan dengan karakteristik yang mereka miliki.

Oleh karena itulah, saat ini berbagai pabrikan mobil gencar mengembangkan mobil autonomous, yaitu mobil yang saling terkoneksi satu sama lain, yang mana nantinya tidak lagi diperlukan pengemudi di masing-masing mobil yang mengaspal di jalan raya. Langkah ini merupakan salah satu cara pabrikan menjawab peruubahan tren yang berkembang, sehingga mobil tetap menjadi kebutuhan yang relevan di masyarakat modern di masa datang. 

Hal inilah yang terjadi sekarang. Semuanya semakin saling terkoneksi. Interaksi manusia sudah digantikan dengan teknologi, mulai dari berinteraksi sosial, bekerja, hingga pada cara berkomuter dari satu tempat ke tempat lain. Teknologi yang menawarkan kepraktisan dianggap lebih sesuai di jaman sekarang dibandingkan harus membebani diri sendiri dengan memiliki mobil sendiri.

“Saat ini merupakan masa transisi dalam industri otomotif dunia. Pandangan masyarakat semakin berubah menjadi lebih praktis dan instan dikarenakan perkembangan teknologi dan tuntutan kesibukan. Pola pikir dan perilaku masyarakat sudah semakin bergantung pada teknologi dan internet. Tren ini sebenarnya sudah terjadi beberapa tahun lebih dulu di negara maju seperti Eropa, dan Carmudi sudah memprediksinya. Kebutuhan masyarakat semakin terkoneksi dengan internet termasuk dalam jual beli kendaraan, dan Carmudi hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut.”, jelas Gunnar Rentzsch, Co-Founder Carmudi Indonesia.

 

 

 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: