WE Online, Jakarta - Sebanyak 20 tim mahasiswa dari 13 Perguruan Tinggi (PT) yang berasal dari 10 kota akan menjadi Tim Shell Eco-Marathon Indonesia (SEM) 2016 dan mewakili Indonesia pada Shell Eco-marathon Asia 2016 di Manila Filipina pada 3-6 Maret.
Indonesia akan menjadi negara yang mengirimkan tim mahasiwa terbanyak kedua pada event ini setelah tuan rumah Filipina yang mengirimkan 28 tim mahasiswanya. Mereka akan menjadi bagian dari lebih 100 mahasiswa dari 17 negara di Asia, Timur Tengah dan Afrika yang hadir pada ajang bergengsi ini. Shell Eco-marathon Asia Manila 2016 akan menjadi ajang Shell Eco-marathon Asia ketiga yang berlangsung di sirkuit jalanan yang didesain secara khusus di kota Manila.
Pada Shell Eco-marathon Asi, tim mahasiswa dari 17 negara akan ditantang untuk meningkatkan efisiensi energi di lingkungan perkotaan yang ada di dunia saat ini. Pemenanganya adalah tim yang bisa mencapai jarak terjauh dengan hanya menggunakan satu liter bahan bakar, bukan berdasarkan kecepatan mobil.
20 tim mahasiswa Indonesia akan berlaga di pertandingan on track pada kategori kendaraan Prototype dan UrbanConcept serta dalam sub kategori berbagai sumber energi. Tim mahasiswa Indonesia juga akan berlaga di pertandingan off-track yang terdiri dari Communications Award, Shell Helix Tribology Award, Vehicle Design Award, Technical Innovation Award, Safety Award serta Perseverance & Spirit of the Event Award. Ada 24 On-Track Award yang dikompetisikan pada Shell Eco-marathon Asia 2016 ini dengan hadiah uang senilai US$2,000 untuk pemenang baik di kategori Prototype dan UrbanConcept.
Berikut ini profil beberapa tim mahasiswa Indonesia yang akan ikut berlaga di Shell Eco-marathon Asia 2016 di Manila, Filipina pada 3 – 6 Maret 2016 Mereka adalah tim mahasiswa ITS, tim mahasiswa ITB dan tim mahasiswa Unand.
TIM MAHASISWA ITS: LANGGANAN JUARA DI SHELL ECO-MARATHON ASIA
Terlahir sebagai “Sang Juara”. Begitulah sebutan yang pantas disematkan pada tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang telah mengikuti Shell Eco-marathon Asia sejak tahun 2010. Sejak pertama kali mengikuti Shell Eco-marathon Asia pada tahun 2010 hingga 2015 lalu, tim mahasiswa ITS selalu meraih penghargaan di ajang Shell Eco-Marathon Asia.
Lihat saja deretan penghargaan yang diterima tim mahasiswa ITS di Shell Eco-marathon Asia selama ikut berkompetisi sejak 2010 lalu, yaitu:
Juara I – “Urban Concept Combustion Category & Urban Gasoline Fuel Award” (2010) diperoleh Tim Sapu Angin 2 yang memboyong mobil berbahan bakar bensin .
Juara 1- “Urban Concept Internal Combustion Category & Alternative Diesel Award”(2011) diraih Tim Mesin ITS 4 dengan mobil berbahan bakar FAME (fatty acid methyl esther).
Juara I – “Urban Concept Diesel Alternatif Award” (2012) didapat Tim ITS Team 2, yang membawa mobil berbahan bakar FAME .
Juara I – Off Track – “Shell Helix Tribology Awards” (2013) diraih Tim ITS Team 2 karena dinilai sangat memahami soal pemilihan pelumas yang dapat meningkatkan kinerja kendaraan serta memberikan bukti kuantitatif dengan simulai komputer untuk melihat friksi dan penghematan bahan bakar serta menyesuaikan elemen desain yang mempertimbangkan dampak tribology.
Juara I – “Urban Concept Diesel Alternatif Award” (2014) diperoleh Tim ITS Team 2, yang membawa mobil berbahan bakar FAME.
Juara 1 – “Urban Concept Diesel Alternative Award” (2015) diperoleh Tim ITS Team 2, yang membawa mobil berbahan bakar FAME.
Keberhasilan tim mahasiswa ITS saat meraih penghargaan off track pada Shell Eco-marathon Asia 2013 lalu tak lepas dari keberanian mereka mencoba berbagai tantangan baru. Tim ini berani mencoba ikut pada dua kompetisi baru yang ditambahkan penyelenggara Shell Eco-marathon Asia 2013 yaitu “Shell Student Energy Challenge” dan Shell Helix Tribology Award
Hasilnya? Tim ITS Team 2 berhasil meraih penghargaan Juara 1 - Shell Helix Tribology Awards pada Shell Eco-marathon 2013. Selain itu, tim mahasiswa ITS juga menjadi salah satu tim mahasiswa Indonesia yang telah mencoba berbagai bahan bakar mulai dari bensin, diesel, FAME hingga baterai elektrik (2016) pada mobil rancangannya yang berlaga di Shell Eco-marathon Asia 2016.
Tahun ini Tim ITS Team 2 membawa mobil baru yaitu Sapuangin 10 yang siap untuk berkompetisi dengan tim mahasiswa lainnya. Dengan desain mobil yang baru dan mereduksi berat body mobil sebesar 10 kilogram berharap mobil melaju lebih cepat dan mencapai jarak 300 KM/liter, melebihi rekor kami tahun lalu 153,7 KM/liter.
Selain Tim ITS Team 2 yang membawa mobil Sapuangin 10, ITS juga akan mengirimkan Tim Nogogeni ITS Team 1 yang mengusung mobil berbahan bakar baterai elektrik. Setelah enam tahun menjajal Shell Eco-marathon Asia, tampaknya ITS kini cukup percaya diri untuk menjajal kemampuannya mengolah bahan bakar baterai elektrik pada mobil rancangannya, Nogogeni. Kita lihat saja, apakah gelar ‘sang juara’ bisa diraih ITS di kategori bahan bakar baterai elektrik dan mengalahkan tim lainnya dari Indonesia maupun dari negara lainnya di Shell Eco-marathon Asia 2016, Manila, Filipina.
TIM MAHASISWA ITB: KEMBALINYA SANG PIONER MOBIL BATERAI ELEKTRIK
Tim Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah tim lain yang juga layak diberi stempel langganan juara, khususnya di kompetisi off-track. Sebab sejak pertama kali mengikuti Shell Eco-marathon Asia pada tahun 2010, tim mahasiswa ITB senantiasa berhasil meraih penghargaan sebagai Juara 1 di berbagai penghargaan off-track. Tengok saja catatan prestasi tim asal Bandung ini.
Pertama kali mengikuti Shell Eco-marathon Asia 2010, Tim Exia dari ITB yang memboyong mobil berbahan baku Etanol langsung menarik perhatian publik dan berhasil meraih Juara I - penghargaan Off-track untuk “People Choice Award”. Untuk bisa meraih penghargaan ini, Tim Exia ITB berhasil meraih lebih dari 65.000 suara publik. Tahun berikutnya, saat Shell Eco-marathon Asia 2011, Tim Rakata ITB kembali meraih penghargaan Off Track untuk “Communication Award”. Pada Shell Eco Marathon Asia 2013, Tim Rakata ITB berhasil meraih penghargaan Off-track lainnya yaitu “Shell Student Energy Challenge Awards”. Tim Rakata ITB dinilai berhasil membuat infografis mengenai sumber-sumber emisi CO2 dan rekomendasi serta gagasan-gagasan tim untuk menekan tingkat emisi di masa datang.
Tim mahasiswa ITB menjadi satu-satunya tim mahasiswa asal Indonesia yang berani mencoba bahan bakar atau energi alternatif yaitu baterai elektrik pada Shell Eco-marathon Asia 2012. Mobil berbahan bakar baterei litium (elektrik) ini pertama kali dibuat oleh Tim Cikal ITB saat akan mengikuti ajang Shell Eco-marathon Asia 2011. Namun baru pada tahun 2012 atau saat akan mengikuti Shell Eco-Marathon Asia 2012. Mobil listrik ini dirancang untuk mampu menghasilkan daya dua tenaga kuda dan ditargetkan mampu menempuh 100 kilometer per kwh.
Hasilnya? Tim Cikal Cakrawala, ITB berhasil meraih Juara 2 – “Urban Concept Battery Electric Award” pada Shell Eco-marathon Asia 2012. Saat itu, mobil baterei lithium yang dibangun oleh Tim Cikal Cakrawala, ITB berhasil menempuh jarak 74,9 km untuk setiap kWhnya. Pada event yang sama, beberapa mobil dari Tim Cikal ITB yang menggunakan energi lain seperti bensin dan FAME pun berhasil meraih penghargaan. Tahun 2016 ini, Tim Cakrawala Urban EV dari ITB kembali akan menghadirkan Evelyn- mobil berbahan bakar baterai elektrik pada ajang Shell Eco-marathon Asia 2016.
Menurut Tim Manajer Cakrawala Urban Ev, Grasiadi Hersanto (Grasiadi) kali ini kembalinya Evelyn, akan menjadi langkah baru yang penuh kejutan bagi tim mahasiswa ITB di Shell Eco-marathon Asia 2016. Sebab, Evelyn yang dirancang sejak tahun 2014, untuk pertama kalinya akan menggunakan controller yang dirancang sendiri oleh setiap Tim Cakrawala Urban EV, ITB.
TIM MAHASISWA UNAND: SEMANGAT “DUBALANG” UNTUK RAIH PRESTASI DI MANILA
Tim Dubalang Team Unand dari Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat akan menjadi tim baru dalam tim mahasiswa Indonesia di ajang kompetisi Shell Eco-marathon Asia 2016 Tim Dubalang Team Unand akan memboyong kendaraan OTO G-1, mobil berbahan bakar gasoline (bensin) yang akan melaju 120 KM/liter untuk berkompetisi pada kategori
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi
Tag Terkait:
Advertisement