WE Online, London - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar Pemerintah Inggris membuka lebih luas pasar untuk produk-produk ekonomi kreatif Indonesia di pasar negara itu.
"Ini yang kemarin saya minta kepada PM David Cameron untuk diperluas atau diekspansi lagi ke bidang-bidang lain yang tidak hanya fesyen saja," kata Presiden Jokowi usai blusukan di Departemen Store Fenwick London, Rabu (20/4/2016).
Presiden menyebutkan Indonesia meminta agar Inggris juga membuka pasar untuk produk ekonomi kreatif lainnya yaitu handicraft, seni pertunjukan, tari dan desain.
Atas kerja sama Pemerintah Indonesia dan Inggris, sejumlah desainer Indonesia diperkenankan untuk menjual produk-produk rancangannya di departemen store itu.
Presiden Jokowi menyebutkan pemasaran fesyen di departemen store itu merupakan awal dari sebuah kerja sama yang memberikan peluang kepada desainer-desianer Indonesia untuk masuk ke pasar di London, di Inggris.
"Ini kerja sama Inggris dan Indonesia yang menurut saya sudah dimulai dan berhasil karena produk kita bisa masuk ke ruang-ruang bisnis dan produk-produk yang laku di high end produk," katanya.
Kepala Negara juga menyebutkan pemerintah terus mendukung perluasan pemasaran produk ekonomi kreatif di pasar internasional.
"Badan Ekonomi Kreatif memiliki anggaran dan dana,, saya kira tidak ada masalah tetapi yang penting kerja sama seperti ini bukan hanya melatih atau mentraining tetapi juga membawa produknya yang sesuai dengan selera pasar," katanya.
Jokowi percaya kepada kemampuan desainer Indonesia menembus pasar negara lain.
"Kalau harganya dirupiahkan Rp30 juta dan laku itu artinya berhasil, jadi saya tidak perlu kasih komentar," katanya.
Menurut Jokowi, para desainer tetap harus lebih kreatif lagi mengerjakan dan menciptakan desain-desain yang mengikuti tren pasar, selera pasar. "Saya kira anak-anak muda kita mampu," katanya.
Sementara itu Haryo dari produk Toton yang merupakan salah satu wakil yang dapat memasarkan produknya di Fenwick mengatakan label produk Indonesia belum cukup dikenal.
"Yang lebih dikenal dari Indonesia adalah pekerjaan tangan, label siap pakai belum dikenal. Mudah-mudahan dengan ini kita terbantu," kata Haryo. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement