WE Online, Bandarlampung - Era digital telah merambah ke mana-mana di seluruh dunia secara global. Mau tidak mau bangsa Indonesia harus pula menyiapkan diri memasuki era digital hingga ke pelosok desa-desa di daerah ini.
Tidak hanya pemerintah yang bergerak untuk menjangkau perwujudan desa digital itu, tetapi juga kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM), komunitas profesional, kalangan kampus, dan pihak swasta juga turut berperan di dalamnya.
Rifky Indrawan salah satu pegiat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang juga penggerak Jaringan Radio Komunitas (JRK) di Lampung mengaku sudah keluar masuk desa di sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Lampung untuk mengenalkan internet kepada masyarakat setempat.
Komunitas dan para sukarelawan yang dibangun bersamanya guna mendorong warga desa mendapatkan pengetahuan praktis tentang dunia digital sehingga bisa menampilkan dan mempromosikan desa mereka dalam portal (web) desa.
"Mudah-mudahan upaya ini memberikan manfaat bagi masyarakat desa sehingga tidak terus menjadi terbelakang lagi dalam hal informasi dan komunikasi yang tujuan akhirnya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Upaya serupa dilakukan pengurus Rumah Kolaborasi (Ruko) Lampung Supriyanto bersama tim yang juga mengaku telah keluar masuk kawasan perkampungan di Lampung, tiada lain juga untuk mengenalkan era digital dan kemampuan praktis internet kepada kalangan masyarakat, khususnya kaum remaja dan generasi mudanya.
"Selain portal desa, kami juga berusaha menularkan kemampuan praktis jurnalisme warga dan kemampuan menulis, menggunakan kamera dan video untuk mengangkat dan mempromosikan keunggulan desa masing-masing, termasuk mengangkat permasalahan desa mereka masing-masing agar segera mendapatkan solusinya," katanya.
Tujuan berbagai upaya dari banyak kalangan masyarakat itu tidak lain untuk memajukan desa dan masyarakatnya agar tidak terus ketinggalan informasi dan lancar berkomunikasi pada era digital yang telah mengglobal saat ini.
Berkaitan upaya itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat berkunjung ke Provinsi Lampung, Kamis sampai dengan Jumat (21 s.d. 22/4), antara lain untuk mendukung dan menguatkan penguasaan TIK di kalangan masyarakat perdesaan di Lampung.
Menkominfo mengatakan bahwa pemanfaatan internet di desa membutuhkan sebanyak 74.000 sukarelawan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
"Sukarelawan itu tergantung pada kesukarelaan masyarakat itu sendiri. Saat ini ada sekitar 10.000 orang, dan idealnya satu desa terdapat satu sukarelawan TIK," kata Rudiantara usai Seminar Pemanfaatan Teknologi Informasi Elektronifikasi dan Komunikasi dalam Meningkatkan Daya Saing Desa di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Lampung, Bandarlampung, Jumat (22/4/2016).
Rudiantara menyatakan perkembangan masyarakat digital di Indonesia dan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan pemanfaatan internet tergolong cukup maju. Saat ini, menurut dia, terdapat 74.000 desa di seluruh Indonesia dengan 26 persen di antaranya masuk dalam kategori tertinggal.
"Sebanyak 11 persen di antara desa tertinggal itu telah memiliki akses telekomunikasi yang sudah baik," katanya.
Oleh karena itu, dia mengingatkan para sukarelawan TIK itu harus independen dan fokus pada pendidikan serta edukasi pemanfaatan teknologi tersebut.
Pihaknya tengah menjalankan Program Pembangunan Desa Broadband Terpadu sebagai upaya untuk membangun infrastruktur konektivitas informasi digital. Tujuannya meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa nelayan, desa pertanian, dan desa pedalaman.
Desa broadband terpadu adalah desa yang akan dilengkapi dengan fasilitas jaringan atau akses internet, perangkat akhir pengguna dan aplikasi yang sesuai dengan karakteristik penduduk setempat.
Progam tersebut diperuntukkan pada desa nelayan, desa pertanian, dan desa pedalaman untuk mendukung dan membantu kegiatan mayarakat setempat sehari-hari. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement