
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) optimis perekonomian Indonesia ke depannya akan lebih baik. Hal ini disampaikan Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) hari ini, Selasa (22/11/2016) di Jakarta Convention Center.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia, dibandingkan negara lain, masih pada posisi sangat baik. Selain itu, indikator perekonomian lain, seperti inflasi dan defisit transaksi berjalan, berada pada tingkat yang terkendali.
Meski demikian, masih terdapat tantangan perekonomian, baik dari eksternal maupun domestik. Hanya dengan optimismelah Indonesia bisa melalui tantangan dan rintangan-rintangan ke depan.
"Kalau kita lihat ekonomi kita pada triwulan pertama 4,92%, triwulan kedua 5,18%, triwulan tiga 5,02%. Kalau dibandingkan dengan negara lain masih pada possisi yang baik jadi kenapa kita begitu pesimis, saya kira tidak ada hal yang menyebabkan kita pesimis. Inflasi tahun ini 3,3% sangat terjaga sekali, defisit transaksi berjalan juga dalam kondisi yang baik," ujar Jokowi dalam sambutannya.
Kendati begitu, Jokowi mengungkapkan ada tiga hal yang perlu dibenahi dalam pengembangan ekonomi Indonesia. Pertama, pemberantasan korupsi dan pungutan liar. Kedua, inefisiensi birokrasi. Ketiga, ketertinggalan infrastruktur.
"Program-program deregulasi pemerintah dilakukan untuk menjawab tantangan dalam ketiga aspek tersebut. Apabila hal tersebut dapat diselesaikan, Indonesia akan memiliki sebuah fondasi yang kuat untuk tinggal landas menuju level yang lebih baik," paparnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo, menekankan tiga potensi yang perlu dioptimalkan Indonesia, untuk mendorong resiliensi atau daya tahan perekonomian nasional.
Aspek pertama adalah kepercayaan dan keyakinan yang tinggi dari pelaku ekonomi terhadap pemerintah. Kedua, sumber pembiayaan ekonomi yang besar. Ketiga, perkembangan teknologi digital yang pesat dan mendukung kegiatan ekonomi.
"Seluruh potensi tersebut akan dapat memperkuat dan menggandakan manfaat dari potensi sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia yang sudah lebih dulu dikelola dan telah dijadikan prioritas," ungkap Agus di tempat yang sama.
Adapun Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2016 mengambil tema ?Mengoptimalkan Potensi, Memperkuat Resiliensi?. Pertemuan dihadiri pula oleh pimpinan lembaga negara, menteri kabinet kerja, pimpinan lembaga pemerintah, pimpinan DPR-RI, para gubernur kepala daerah, pimpinan perbankan dan korporasi nonbank, akademisi, pengamat ekonomi, serta perwakilan sejumlah lembaga internasional. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement