WE Online, Jakarta - Produsen mobil Jepang Honda membukukan kerugian tak terduga pada kuartal keempat. Kerugian itu disebabkan oleh meningkatnya biaya kualitas akibat penarikan besar-besaran mobil Honda akibat airbag Takata yang berpotensi mematikan.
Dilaporkan, biaya kualitas meningkat hampir empat kali lipat. Pada kuartal keempat, biaya untuk perbaikan airbag membengkak. Honda, yang merupakan produsen mobil ketiga terbesar di Jepang, menyisihkan total 436 miliar yen untuk biaya perbaikan airbag pada tahun lalu, dibandingkan dengan 120 miliar yen pada tahun sebelumnya.
Mengutip BBC di Jakarta, Sabtu (14/5/2016), Honda membukukan kerugian sebesar 93.4 miliar yen (US$ 859.56 juta), dibandingkan dengan laba sebesar 115.35 miliar yang diperkirakan oleh analis. Airbag Takata yang sudah ditarik secara global mencapai 50 juta unit, setelah dikaitkan dengan sebelas kematian di Amerika Serikat dan satu kematian di Asia, sedangkan lebih dari 100 orang cedera.
Beberapa 50 juta mobil yang menggunakan Takata airbag telah ditarik secara global setelah mereka disalahkan untuk setidaknya 11 kematian. Sebagian besar mobil tersebut diproduksi oleh Honda yang merupakan pelanggan terbesar Takata.
Otoritas transportasi Amerika Serikat pada awal bulan mengumumkan bahwa akan ada penarikan tambahan terhadap 40 juta unit kantung udara Takata.
Takata telah mengakui bahwa beberapa inflators airbag beresiko meledak dengan kekuatan yang berlebihan sehingga menyemburkan pecahan peluru logam ke dalam mobil. Secara global, kasus ini telah mempengaruhi 12 produsen mobil, dan Honda menjadi salah satu yang terkena dampak paling parah dari penarikan airbag Takata ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: