WE Online, Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk membidik porsi dana murah dari tabungan dan giro (Current Account Savings Account/CASA) dapat meningkat menjadi 45 persen pada akhir 2016, dari porsi tahun lalu yang sebesar 38,4 persen.
"Target kita hingga akhir tahun bisa 45 persen. Jika lihat data Juni ini baru sekitar 41 persen," kata Direktur Utama Endy Abdurrahman setelah penandatanganan nota kesepahaman bersama organisasi Islam Nahdlatul Ulama di Jakarta, Senin (13/6/2016).
Pembiayaan dari CASA ditingkatkan agar porsi dana mahal seperti deposito dalam komponen Dana Pihak Ketiga (DPK) dapat berkurang. Dengan begitu beban biaya dana Muamalat juga akan menurun, sehingga menambah tingkat efisiensi perusahaan.
Pada tahun lalu, dari DPK Muamalat sebesar Rp45 triliun, porsi tabungan dan giro yang mencapai 38,4 persen, masing-masing sebesar Rp12,4 triliun dan Rp4,8 triliun. Adapun deposito mencapai Rp27,7 triliun. Salah satu cara memperbesar porsi CASA tersebut, kata Endy, dengan memaksimalkalkan potensi dana murah di berbagai instansi dan organisasi Islam yang selama ini belum termanfaatkan.
Melalui kemitraan dengan NU, Endy berharap, pengelolaan dana di organisasi Islam terbesar di Indonesia itu, dapat dipercayakan ke Muamalat. Sebelum meneken nota kesepahaman dengan NU, Muamalat juga baru-baru ini menjalin kerja sama dengan organisasi Islam lainnya, yakni Muhammadiyah dan Hidayatullah.
Endy menjelaskan kerja sama dengan tiga organisasi Islam tersebut bukan semata-mata untuk meningkatkan kinerja Muamalat, namun untuk mengembangkan industri keuangan syariah nasional. Menurutnya, secara individu atau secara organisasi, muslim perlu mempercayakan jasa dan layanan produk keuangannya ke syariah, bukan hanya ke konvensional.
"Kita ingin gerakan kembali ekonomi ini dengan basis islam. Pemerintah sudah membentuk Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), kita sangat menunggu rencana aksi Komite tersebut," ujar dia.
Dalam kemitraan dengan NU tersebut, Muamalat juga memberikan pembiayaan sebesar Rp1 triliun. Dana tersebut, kata Endy, utamanya akan digunakan untuk pembiayaan kegiatan bidang pendidikan dan kesehatan NU. Namun, pihak Muamalat dan NU akan melakukan pembahasan selanjutnya untuk merinci jenis kegiatan apa saja yang akan dibiayai oleh Muamalat.
Dengan kesepakatan tersebut, NU akan bekerja sama ddengan penempatan dana di Muamalat, pemanfaatan fasilitas perbankan Muamalat seperti akun virtual, sistem pengelolaan kas, sistem pembayaran Muamalat, Dana Pensiun Muamalat, pembayaran melalui payroll Muamalat dan co-branding produk tabungan. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: