Goldman Sachs memprediksi Inggris akan dilanda resesi setelah memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa dalam referendum 23 Juni lalu. Keputusan tersebut juga dinilai akan menghambat pertumbuhan ekonomi global.
"Kami memperkirakan Inggris akan mengalami resesi sedang mulai awal tahun depan," kata ekonom Goldman Sachs, Jan Hatzius, dan Sven Jari Stehn, seperti dikutip dari laman Reuters di Jakarta, Selasa (28/6/2016).
Goldman Sachs mengatakan bahwa Brexit akan memangkas 2,75 persen produk domestik bruto (PDB) Inggris dalam 18 bulan ke depan. Mereka juga memperkirakan melemahnya perekonomian Inggris akan diikuti oleh perlambatan ekonomi di zona Eropa dan Amerika Serikat.
Goldman Sachs merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi UE menjadi 1,25 persen dalam dua tahun ke depan, turun dari 1,5 persen proyeksi sebelum Brexit.
Sementara pada ekonomi AS, Goldman Sachs memperkirakan pertumbuhan ekonomi di semester kedua 2016 berada di level 2 persen, lebih rendah dari proyeksi sebelum Brexit sebesar 2,25 persen.
Menurut Goldamn Sachs, ada tiga risiko besar akibat Brexit, yakni melemahnya perdagangan, berkurangnya investasi akibat banyak ketidakpastian, dan mengetatnya kondisi finansial akibat fluktuasi nilai tukar pounds dan melemahnya aset seperti saham dan obligasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: