Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penjualan Bisnis Inti Yahoo Makin Tak Jelas

        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Hingga kini penjualan bisnis inti Yahoo belum ada kejelasan. Perusahaan tidak memberikan update rencana penjualan bisnis intinya setelah membukukan kerugian sebesar US$ 440 juta pada kuartal kedua. Investor cenderung kecewa dengan kurangnya update pada penjualan bisnis internet, termasuk mesin pencarian, e-mail, dan situs berita.

        Mengutip BBC di Jakarta, Rabu (20/7/2016) CEO Marissa Mayer hanya mengatakan bahwa dewan telah membuat "kemajuan besar pada alternatif strategis".

        Yahoo melaporkan kenaikan pendapatan sebesar US$ 60 juta menjadi US$ 1,3 miliar untuk kuartal yang berakhir hingga Juni. Peningkatan tersebut terutama dihasilkan oleh bisnis inti internet, meskipun pendapatan seluler melonjak dari US$ 252 juta menjadi US$ 378 juta.

        Banyak spekulasi mengenai masa depan Yahoo yang berpusat pada Verizon. Verizon disebut-sebut menjadi kandidat terkuat dan mengajukan nilai penawaran paling tinggi. Bagi Verizon, mengakuisisi bisnis inti Yahoo merupakan investasi strategis.

        Perusahaan telekomunikasi terbesar Amerika Serikat tersebut berniat melakukan sinergi bisnis Yahoo dengan bisnis AOL Inc, mantan bintang internet lainnya yang telah diambil alih pada tahun lalu.

        AT & T serta kemitraan antara pendiri Quicken Loans Dan Gilbert dan miliarder Warren Buffett juga dikabarkan ikut mengajukan penawaran atas Yahoo. Menurut beberapa laporan, Yahoo kemungkinan akan mengumumkan pembeli pada akhir bulan.

        Masa depan Yahoo telah dipertanyakan selama beberapa tahun. Sebagai CEO, Mayer telah membuat sedikit kemajuan dalam mengembalikan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Meski akan dijual, Mayer masih berfokus pada peningkatan pertumbuhan dan pemangkasan biaya.

        "Sangat penting untuk memaksimalkan nilai Yahoo dalam setiap skenario," kata Mayer.

        Pada bulan Februari Yahoo memangkas 15 persen dari tenaga kerja globalnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: